Pilkada Metro
"Ini Bukan Debat Kandidat, Tapi Hanya Penyampaian Konsep"
Debat publik perdana calon wali kota dan wakil wali kota Metro dinilai berjalan monoton.
Penulis: Indra Simanjuntak | Editor: Reny Fitriani
Laporan Reporter Tribun Lampung Indra Simanjuntak
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, METRO – Debat publik perdana calon wali kota dan wakil wali kota Metro dinilai berjalan monoton. Bahkan, sejumlah kalangan masyarakat yang menyaksikan debat pun banyak menyatakan kekecewaannya.
“Ini bukan debat kandidat namanya. Tapi hanya penyampian konsep saja. Dan enggak jelas dan spesifik apa yang disampaikan itu bisa memberikan akses langsung ke masyarakat. Apa yang mau dilakukan nantinya,” jelas Tondi Nasution, salah satu anggota DPRD Metro yang menyaksikan debat publik.
Hal senada juga dilontarkan Syamsu Hidayat pemerhati olah raga Kota Metro. Ia menilai, calon hanya menyatakan melakukan percepatan, baik di bidang pendidikan atau lainnya, tapi tak menjelaskan indikatornya.
Tak jauh berbeda, acara debat yang diselenggarakan KPU Metro di Gedung Wanita tersebut juga dikeluhkan kalangan pers yang meliput. “Membosankan. Masih lebih baik mendengarkan seminar. Ada tanya jawab. Ini debat atau melihat upacara,” terang Dwi salah satu jurnalis Metro.
Sementara dari pantauan Tribun Lampung, debat yang berdurasi selama 90 menit tersebut berlangsung layaknya penyampaian visi dan misi lima calon wali kota dan wakil wali kota. Dimana tidak ada sesi tanya jawab sesama calon, beradu argumen, atau berdebat mengenai konsep yang masing-masing dilontarkan calon.
Bahkan, banyak pengunjung yang hadir terlihat keluar masuk dari arena debat yang dimoderatori Profesor Karwono tersebut. Selain itu, tidak ada sesi foto bersama saling bergandengan atau berangkulan di akhir debat seperti acara debat-debat sebelumnya.
Debat publik perdana mengambil tema pelayanan publik dan good governance. Secara keseluruhan, lima pasangan calon sepakat untuk membuat pelayanan publik dan tata pemerintahan menjadi lebih baik dari kondisi sebelumnya.