Ternyata Go-Jek Masih Merugi, Terus Beroperasi Demi Pengemudi
Manajemen Go-Jek mengancam memberhentikan pengemudinya yang berpartisipasi dalam aksi mogok.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA — Manajemen Go-Jek ternyata sampai saat ini masih merugi. Setidaknya, itu pengajuan dari pihak manajemen. Namun, manajemen mengaku terpaksa tetap beroperasi demi kesejahteraan pengemudi.
"Sejak sebelum Agustus, manajemen telah mengeluarkan dana untuk promosi agar order yang didapat driver meningkat. Sejak saat itu sampai saat ini, manajemen tetap beroperasi dengan merugi demi kesejahteraan rekan-rekan driver," kata manajemen Go-Jek melalui pesan singkat ke pengemudi, Senin (2/11/2015).
Karena itu, manajemen menyatakan, maksud mereka mengurangi tarif pemasukan bagi pengemudi per hari ini lebih bertujuan untuk mengurangi kerugian dan demi menjamin kesejahteraan pengemudi beserta keluarganya.
"Semua perubahan ini sudah kami pertimbangkan dengan sangat seksama, dan keputusan ini diambil agar Go-Jek dapat maju dan dapat makin mensejahterakan semua pihak, terutama rekan-rekan driver. Selamat melayani, Hidup Go-Jek," jelasnya.
Pada sisi lain, manajemen Go-Jek mengancam memberhentikan pengemudinya yang berpartisipasi dalam aksi mogok.
Mereka menyampaikan hal tersebut menyikapi rencana aksi unjuk rasa yang akan dilakukan pengemudi Go-Jek pada Selasa (3/11/2015).
"Kami mengambil keputusan bahwa setiap driver yang berpartisipasi atau memprovokasi demo, mogok, sweeping akan diputus kemitraannya," kata manajemen Go-Jek melalui pesan singkat kepada pengemudinya.
Manajemen Go-Jek menyatakan harus mengambil tindakan. Sebab, pengemudi yang ikut aksi dianggap tidak peduli terhadap kesinambungan perusahaan.
Sebelumnya, sekelompok pengemudi Go-Jek yang berkumpul di sekitar Pasar Palmerah, Jakarta, Senin, memaksa pengemudi Go-Jek lainnya menurunkan penumpang di tengah jalan.
Aksi sweeping ini dilakukan sekelompok pengemudi Go-Jek dalam rangka unjuk rasa terkait kebijakan manajemen yang menurunkan tarif Go-Jek.
"Ada penurunan tarif dari Rp 4.000 per kilometer menjadi Rp 3.000 per kilometer. Mulai hari ini penurunannya. Jadi kan kami dapatnya sedikit tuh. Itu pada protes semua," ujar pengemudi Go-Jek bernama Ope.
Menurut dia, aksi ini dilakukan di sejumlah titik di Jakarta, Tangerang, hingga Depok.
"Sebagian ada yang di FX, Pejompongan, Kuningan, Tangerang Selatan, Tangerang Kota, dan Depok," sambung Ope.
Di kawasan Pasar Palmerah, tampak belasan pengemudi Go-Jek yang berjaga di persimpangan jalan untuk menghentikan pengemudi Go-Jek lainnya.
Menurut Ope, kegiatan ini merupakan inisiatif sekelompok pengemudi Go-Jek yang dikoordinasikan melalui grup WhatsApp.
"Ada grup WhatsApp per wilayah. Kalau di sini nama grupnya Palmerah Bersatu, ada lagi grup Tangsel, Tangkot," sambung Ope.
Selanjutnya, para pengemudi Go-Jek akan berbicara dengan manajemen untuk menyampaikan protes.
Mereka khawatir, penghasilan yang diperoleh sebagai pengojek aplikasi ini akan berkurang jika manajemen menurunkan tarif.
Ope yang sudah dua bulan menjadi pengemudi Go-Jek mengaku memperoleh penghasilan rata-rata Rp 500.000 per pekan.