Tragedi Berdarah di Paris
Teror Paris Ajang Show Force Ala ISIS Kepada Dunia
Pengamat intelijen, Susaningtyas Kertopati, menduga aksi pemboman di Perancis dilakukan oleh kelompok Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS).
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pengamat intelijen, Susaningtyas Kertopati, menduga aksi pemboman di Perancis dilakukan oleh kelompok Islamic State of Iraq dan Syria (ISIS).
Menurutnya, ISIS ingin menunjukkan eksistensi keberadaannya di dunia dengan melakukan aksi teror di Perancis.
"ISIS sedang mencari panggungnya di dunia. Mereka ingin membentuk dunia tanpa batasan negara," kata Susaningtyas saat dikonfirmasi, Sabtu (14/11/2015).
Wanita yang akrab disapa Nuning itu menuturkan, Indonesia mesti waspada terhadap pergerakan ISIS jika tidak mau bernasib sama dengan Perancis. Dikatakannya, intelijen jangan sampai lengah terhadap kelompok ISIS tersebut.
"(ISIS) ini bahaya, bisa kemana-mana. Termasuk bisa masuk Indonesia juga. Tentu saja gerakan intelijen ISIS harus dikenali kebiasaan dan cara-caranya, sehingga deteksi dini kita bisa akurat," tandasnya.
Diketahui, sejauh ini, Sudah sekitar 153 orang dinyatakan tewas akibat serangan teroris di Prancis, Jumat (13/11/2015), dan 100 orang masih disandera.
Dikutip Sydney Morning Herald, korban tewas dihasilkan dari serangan penembakan dan pemboman di gedung teater Le Bataclan, stadion Stade de France, pusat perbelanjaan Les Halles, dan sejumlah jalanan Paris.
Hingga kini pelaku serangan dikatakan masih belum dapat diringkus, namun pemerintah Prancis sudah mengerahkan 1.500 tentara pasukannya
Meski meyakini bahwa serangan itu adalah aksi yang mengarah pada teror, President Prancis Francois Hollande mengaku masih belum mengetahui siapa dan apa dalang di balik serangan itu.
"Para teroris itu ingin agar kami (warga Prancis) ketakutan. Ini memang menakutkan, tapi untuk menghadapi teror kita harus tetap bersatu," ucapnya, sembari terus menekankan pasukannya masih terus melawan aksi teror ini.
Francois pun dikatakan sempat terancam, lantaran dirinya pada hari it sedang berada di stadion Stade de France, di mana pertandingan sepakbola antara Prancis dan Jerman dilaksanakan.
Sebagai langkah pengamanan, sejumlah fasilitas umum di Paris ditutup dan warga diimbau agar tetap berada di rumah masing-masing, mengingat aksi penembakan di jalanan masih terus menelan nyawa.