Kasus Papa Minta Saham

Diduga Ada Kaitan dengan Kasus Setya Novanto, Pimpinan DPR Tiba-tiba Tunda Paripurna

Pimpinan DPR tiba-tiba menunda secara sepihak rapat paripurna yang sudah dijadwalkan pada Selasa (8/12/2015) pukul 10.00 Wib pagi.

Kompas.com
Ketua DPR Setya Novanto (tengah) bersama empat wakil ketua memimpin paripurna seusai dilantik dalam sidang pemilihan pimpinan DPR 2014-2019, di Gedung Rapat Paripurna Nusantara II DPR-RI, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2014). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Pimpinan DPR tiba-tiba menunda secara sepihak rapat paripurna yang sudah dijadwalkan pada Selasa (8/12/2015) pukul 10.00 Wib pagi. Rapat paripurna ditunda hingga pukul 19.00 Wib tanpa alasan yang jelas.

"Tapi, saya membaca gelagatnya, nanti malam pun mereka akan tunda lagi," kata Sekretaris Fraksi Partai Golkar Bambang Soesatyo saat dihubungi.

Bambang menduga, hal itu ada hubungannya dengan kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla, yang menyeret Ketua DPR Setya Novanto.

Menurut dia, ada upaya untuk tidak mengesahkan tiga anggota MKD baru dari Golkar di paripurna, agar hasil putusan MKD nantinya bisa dipertanyakan.

Sesuai Pasal 78 ayat 5 dan 6 Peraturan DPR, anggota baru MKD harus disahkan dulu dalam rapat paripurna.

"Saya menduga pimpinan DPR lagi-lagi memainkan 'politik saling kunci' yang tidak terpuji itu," ucap Bambang.

Sebelumnya, rapat badan musyawarah (bamus) yang mengagendakan rapat paripurna juga sempat dibatalkan sepihak dua kali oleh pimpinan DPR.

Pada Selasa (1/12/2015), sejumlah pimpinan fraksi dan komisi sudah datang ke ruang rapat pimpinan DPR di Lantai III Gedung Nusantara III Kompleks Parlemen. Namun, pimpinan DPR tidak datang dan rapat tiba-tiba dibatalkan.

Lalu pada Kamis (3/12/2015), rapat bamus kembali dijadwalkan, tetapi lagi-lagi dibatalkan sepihak.

Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolon dan Sekretaris Fraksi Nasdem Syarif Abdullah Alkadrie juga menyampaikan kekhawatiran serupa dengan Bambang.

"Mereka (pimpinan DPR) sepertinya ingin mencari celah untuk mengganggu persidangan kasus Setya Novanto di MKD. Kuat sekali indikasinya ingin menjegal dengan mencari alasan macam-macam," kata Syarif.

Tiga anggota MKD baru Golkar yang ditugaskan di tengah-tengah bergulirnya sidang Novanto, yakni Kahar Muzakir, Ridwan Bae, dan Adies Kadir.

Mereka menggantikan Hardisoesilo, Dadang S Muchtar, dan Budi Supriyanto.

Sejumlah fraksi partai lain juga melakukan pergantian anggotanya di MKD, tetapi hanya untuk sementara waktu. Hanya Golkar yang mengganti anggotanya secara permanen.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved