Setelah Mencari 10 Tahun, Pria Ini Akhirnya Temukan Laba-Laba Langka di Kalimantan

Mark Pannell, seniman tato itu, menghabiskan uang sekitar Rp 630 juta menjelajahi hutan-hutan di dunia untuk mencari laba-laba.

Mirror.co.uk
Laba-Laba langka. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SERAWAK - Seorang seniman tato yang begitu terobsesi pada laba-laba, akhirnya mendapatkan jawaban atas rasa penasarannya, yang bertahan hampir 10 tahun.

Ia telah menemukan tarantula spesies baru, yang tak sengaja jatuh di kakinya di hutan Kalimantan, tepatnya di Serawak, Malaysia.

Mark Pannell, seniman tato itu, menghabiskan uang sekitar Rp 630 juta menjelajahi hutan-hutan di dunia untuk mencari laba-laba.

Dan, perjalannya sampai di hutan Kalimantan, tepatnya di Serawak. Ia menfokuskan perhatiannya pada area itu, setelah mendengar desas-desus dari penduduk setempat, tentang seekor tarantula berwarna biru cerah yang belum diketahui idenditasnya.

Ia berjuang melewati kelembaban hutan, ular yang mematikan, tapi laba-laba itu tak kunjung ditemukan.

Hingga akhirnya.

“Saya tidak bisa percaya,” ujar Mark yang tinggal di Bristol, Inggris. “Setelah menelusuri hutan, memanjat pohon, tiba-tiba ia muncul begitu saja di pangkuan saya.”

“Niat kami hanya jalan-jalan biasa melihat matahari terbit. Karena, kami memiliki rencana perjalanan jauh keesokannya,” tambah Mark yang menemukan tarantula itu di hari pertamanya di daerah itu.

“Saya mendengar dengungan di dekat telinga saya, kemudian bunyi gedebuk di kaki saya, ternyata seekor tawon sepanjang tiga inchi menyeret tarantula di tanah.”

Ia menyingkirkan tawon itu, mengambil tarantula malang, lalu membaliknya.

“Saya baru sadar, ini adalah rantai yang hilang itu. Ini menakjubkan. Kami akhirnya berhasil mendapatkannya.” Mark tampak begitu girang.

Menurut para ahli, itu adalah jenis tarantula baru yang ditemukan sejak 1895.

Mark yang berusia 50 tahun merencanakan perjalanannya bersama sobatnya, Dean Hewlett (51), pada 2009.

Mark mengaku telah mengoleksi sekitar 300 ekor laba-laba. Padahal, siapa sangka, dulunya, ia termasuk orang yang takut terhadap laba-laba.

Ayah satu anak itu memulai petualangannya pada 1999 di Meksiko, Venezuela, dan Republik Dominika. Ia kemudian merekrut Dean, yang seorang tukang kayu, dan memfokuskan pencariannya di hutan Kalimantan, berharap menemukan spesies baru.

Setelah sekian lama, mereka berdua akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya. Kini, tarantula itu diberi nama Phormingochilus Pennellhewletti, nama belakangnya diambil dari gabungan dari nama keluarga Mark dan Dean.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved