Bom Meledak di Sarinah
Sempat Diduga Pelaku, Sugito Berada di Waktu yang Tidak Tepat
Sugito (17), korban serangan teroris di pos polisi Sarinah, ternyata seorang kurir yang hendak mengirim barang dari perusahaannya.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Sugito (17), korban serangan teroris di pos polisi Sarinah, ternyata seorang kurir yang hendak mengirim barang dari perusahaannya. Ia tewas ketika berjalan kaki, saat pelaku bunuh diri meledakkan bom di pos polisi Sarinah.
Lutfi (38), ponakan Sugito, mengungkapkan bahwa saat itu korban berada di waktu yang tidak tepat.
"Paman kerjanya kurir dan memang wilayah antarnya di daerah situ. Saat itu, dia sedang jalan kaki (di pos polisi). Jadi, korban hanya ada di saat dan waktu yang tidak tepat," kata Lutfi, di sela serah terima jenazah pamannya, di RS Polri, Jakarta Timur, Minggu (17/1/2016).
Lufti mengatakan jenazah korban akan dimakamkan malam ini juga di Karawang.
"Malam ini langsung disolatkan dan dimakamkan," ujar Lutfi.
Sebelumnya, nama Sugito disebut sebagai bagian dari pelaku terorisme yang tewas. Namun, polisi kemudian menyimpulkan bahwa ia adalah salah satu korban, dalam ledakan bom di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
"Dari hasil penyelidikan tim yang menangani kasus ini, didapati kalau Sugito hanya merupakan warga sipil, bukan terduga pelaku," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal di Mapolda Metro Jaya, Minggu (17/1/2016).
Iqbal mengatakan, sebelumnya Sugito diduga pelaku karena berdasar keterangan saksi mata, ia jalan berdampingan dengan pelaku lainnya berinisial D.
Namun, setelah menemukan kecocokan pada identitas korban, kepolisian meyakini bahwa Sugito hanya korban ledakan bom.
Sebelumnya diberitakan, Sugito masuk dalam terduga pelaku teroris bom Sarinah bersama empat orang lainnya, yaitu Muhammad Ali, Dian, Afif alias Sunakin, dan Ahmad Muhazan.