10 WNI Dibebaskan

Celetuk Megawati: Jelas Saja Sandera Dilepas, Wong Dibayar Kok!

Situ kok ngurusin sandera, wong sandera sudah ada yang ngurusi, mending ngurusi ibu-ibu bidan ini.

KOMPAS/ALIF ICHWAN
Tutup Kongres PDI Perjuangan -Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tampak memberikan arahan sebelum secara resmi menutup Kongres IV PDI Perjuangan, di Hotel Inna Grand Bali Beach, Bali, Kamis (9/4/2015). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Mantan Presiden Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengeluarkan pernyataan yang cukup mengagetkan terkait pembebasan 10 sandera WNI Abu Sayyaf, Minggu (1/5/2016) malam.

Dalam sebuah diskusi berjudul "Mencari Solusi Rekrutmen PNS yang Adil Bagi Bidan PTT" di Hotel DoubleTree by Hilton, Jakarta, Senin (2/5/2016), dia mengeluarkan celetukan yang menyiratkan bahwa sandera akhirya dilepas karena dibayar.

"Situ kok ngurusin sandera, wong sandera sudah ada yang ngurusi, mending ngurusi ibu-ibu bidan ini. Jelas saja sandera dilepas, wong dibayar kok," celetuk Mega kepada Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang juga hadir dalam acara yang sama.

Namun, saat dikonfirmasi soal maksud celetukannya itu, Mega enggan menjawab pertanyaan para awak media. Dia pun langsung bergegas menuju mobilnya saat hendak dikonfirmasi. Begitupula dengan Pratikno.

Ketika ditanya mengenai pernyataan Mega tadi dia hanya menjawab singkat sembari tertawa.

"Itu urusannya Bu Menlu lah, coba kalian tanya saja sama Bu Menlu, intinya dari pemerintah sudah melakukan diplomasi secara optimal," ujar Pratikno dari dalam mobilnya.

Pratikno menambahkan, Presiden juga akan melakukan diskusi bersama dengan Malaysia dan Filipina terkait kelanjutan pembebasan sandera yang masih tersisa. Saat ini, masih ada empat sandera WNI yang masih belum dibebaskan.

Kemarin, di Istana Presiden di Bogor, Pratikno mengatakan Presiden Joko Widodo memang menginstruksikan pembahasan bersama terkait penjagaan keamanan wilayah laut antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina.

Ketiga negara ini memang bersentuhan langsung saat menghadapi kasus pembajakan oleh kelompok Abu Sayyaf.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved