Olimpiade 2016
Tapis Lampung Karya Eka Tjandra Banjir Pujian di Olimpiade
Acara pembukaan Olimpiade Rio 2016 yang digelar hari Jumat (5/8) waktu setempat (Sabtu pagi waktu Indonesia) telah usai dilaksanakan.
Penulis: heru prasetyo | Editor: soni
Laporan Reporter Tribun Lampung Heru Prasetyo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Acara pembukaan Olimpiade Rio 2016 yang digelar hari Jumat (5/8) waktu setempat (Sabtu pagi waktu Indonesia) telah usai dilaksanakan. Ada sepenggal kisah menarik dari aksi defile kontingen Indonesia yang ikut turun di Rio de Jenairo. Kain tradisional asal Lampung, Tapis, menuai pujian di perhelatan internasional.
Pada pawai pembukaan tersebut, diketahui terdapat tujuh atlet yang ikut ambil bagian beserta sejumlah official dalam rombongan defile. Tujuh atlet merepresentasikan kontingen Indonesia yang turun dalam tujuh cabang olahraga.
Jika dilihat sepintas mungkin tidak ada yang menarik dari rombongan Indonesia.
Kehadiran atlet lompat jauh Mario Londa yang diplot sebagai pembawa bendera memang cukup memukau. Menggunakan pakaian kebaya putih dan kain emas dengan sanggul khas Bali, Londa memimpin rombongan Indonesia.
Tapi bukan di situ kejutan yang diberikan rombongan Indonesia. Justru persembahan terbaik muncul setelah Londa berjalan terlebih dahulu sebagai pemimpin. Adalah sosok Yessy Yosaputra (atlet renang) dan Rio Akbar (atlet sepeda BMX) yang menyedot perhatian.
Keduanya tampil memukau dalam balutan busana tradisional modifikasi yang dibuat dari kain tapis. Bukan itu saja, mahkota siger yang menjadi ciri khas pakaian adat masyarakat Lampung "memaksa" ribuan pasang mata memerhatikan Yessy.
Adalah Eka Tjandra, desainer muda Indonesia yang merancang kostum nasional Indonesia dalam perhelatan tersebut. Mengangkat tema warrior atau pejuang, Eka Tjandra menilai Tapis cocok digunakan sebagai pakaian yang mewakili semangat perjuangan atlet Indonesia di Olimpiade.
"Tapis aku ambil karena kain ini menarik, unik dan megah," ujarnya kala dihubungi Tribun, Sabtu (6/7) malam. "Warna hitamnya yang misterius, warna benang emas yang megah, warna merah yang kerap mewakili sifat pemberani. Jadi itu semua mewakili tim olimpiade kita," imbuh dia.
Eka mengakui, pada awalnya dirinya sama sekali tidak ada bayangan untuk menggarap kostum nasional Indonesia di Rio. Semua bermula dari ketidaksengajaan saat perwakilan kontingen bertanya tentang nasional kostum yang cocok untuk dipakai saat tim akan melakukan defile.
Saat itu, Eka mengakui hanya menunjukkan koleksi kostum tradisional modifikasi yang ia miliki di galeri. Saat menunjukkan koleksi tapis untuk pria dan wanita beserta filosofinya, di situlah tim mendadak setuju untuk menggunakannya dalam defile.
"Jadi memang bukan kostum baru, ini koleksi lawas aku yang ada di galeri. Mereka aku kasih tahu, Tapis ini megah, warnanya yang misterius dan juga memiliki keindahan emas dan merah sebagai sifat pejuang. Eh cocok," jelas dia.
Untuk memproduksi dua kostum yang digunakan saat defile di Rio de Jenairo, Eka mengakui tidak membutuhkan waktu yang lama. Dari proses mendesain hingga selesai, dirinya hanya butuh waktu kurang dari satu bulan. Memproduksi busana itu pun ia harus mengimpor tapis yang ia gunakan dari Lampung lewat jalur pertemanan yang ia miliki.
Kerja keras Eka Tjandra itu pun berbuah manis. Meski defile kontingen Indonesia mendapat cibiran masyarakat karena motif batik yang terdapat dalam balutan jas, kostum nasional yang digunakan Yessy dan Rio banjir pujian.
Seperti yang diungkapkan kontributor MailOnline Showbiz sekaligus penulis di Billboard CNN William Lee Adams yang terpukau dengan tapis. "Indonesia legit confused the #OpeningCeremony for the #MissUniverse national costume contest. Stunning!," cuit dia lewat akun @willyleeadams.
Wartawan asal Saudi Arabia Ahmed Al Omran juga tidak ketinggalan memberikan komentar tentang tapis Indonesia di Rio. "Indonesia wins the most impressive outfit so far #OpeningCeremony #Rio2016," kata dia dengan akun @ahmed. ((*))