Berita Video Tribun Lampung

(VIDEO) Rugikan Negara Rp 2 Miliar, Terdakwa Korupsi Ini Dihukum 1 Tahun 2 Bulan

Majelis hakim mengatakan, kerugian negara sebesar Rp 2,296 miliar. Hasil tersebut merupakan perhitungan majelis hakim sendiri, berdasarkan fakta

Penulis: wakos reza gautama | Editor: Ridwan Hardiansyah

Laporan Reporter Tribun Lampung Wakos Gautama

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Majelis hakim menghukum Hendrawan, terdakwa korupsi bantuan perlengkapan siswa miskin di Dinas Pendidikan Provinsi Lampung tahun 2012, dengan pidana penjara selama satu tahun dan dua bulan.

Putusan itu dibacakan di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Selasa (9/8/2016).

Selain pidana penjara, majelis hakim menjatuhkan hukuman pidana denda sebesar Rp 50 juta subsider tiga bulan kurungan.

Majelis hakim mengatakan, Hendrawan terbukti melakukan korupsi sebagaimana diatur dalam dakwaan subsider pasal Pasal 3 Jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tipikor Jo UU Nomor 20 Tahun 2001 Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.

Selain pidana penjara dan pidana denda, Hendrawan, terdakwa korupsi bantuan perlengkapan siswa miskin di Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, dihukum pidana tambahan berupa membayar uang pengganti kerugian negara.

Majelis hakim mengatakan, kerugian negara sebesar Rp 2,296 miliar. Hasil tersebut merupakan perhitungan majelis hakim sendiri, berdasarkan fakta persidangan.

“Kami tidak menggunakan hasil audit kerugian negara BPKP,” kata hakim anggota Baharudin Naim di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Selasa (9/8/2016).

Hasil perhitungan BPKP, kerugian negara sebesar Rp 2,375 miliar.

Namun, hakim ketua Nelson Panjaitan mengatakan, Hendrawan sudah menitipkan uang sebesar Rp 2,5 miliar.

Uang titipan itu akan disita untuk mengganti kerugian negara.

“Sisanya sebesar Rp 203 juta dikembalikan ke terdakwa,” ujar Nelson.

Hendrawan secara bersama-sama dengan Tauhidi melakukan korupsi kegiatan pengadaan perlengkapan sekolah bagi siswa miskin, seperti topi, baju seragam pria dan wanita, baju pramuka pria dan wanita, dasi pria dan wanita, ikat pinggang, dan tas.

Dalam proses lelangnya, majelis hakim menilai tidak dilakukan sesuai ketentuan.

Hendrawan menyuruh stafnya Nofta mencari pinjaman perusahaan untuk mendapatkan proyek pengadaan perlengkapan sekolah bagi siswa miskin.

Hendrawan mendapatkan 34 paket pengadaan proyek tersebut.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved