Alquran di NTT Ini Terbuat dari Kulit Kayu Berusia Ratusan Tahun

Rumah miilik Nurdin itu telah dijadikan obyek situs Alquran tua. Karena memiliki keunikan tersendiri, Alquran tersebut menjadi daya tarik wisata

Kompas.com
Nurdin Gogo (kiri) bersama kerabatnya, sedang menunjukan Alquran tua dari kulit kayu kepada wartawan, Rabu (10/8/2016). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALABAHI - Ada yang unik di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebuah Alquran yang terbuat dari bahan kulit kayu berusia ratusan tahun, masih tersimpan rapi di rumah salah satu warga, di Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut.

Kitab suci agama Islam dari kulit kayu tersebut, berisikan ayat-ayat Alquran lengkap 30 juz (114 surat), dengan pembungkus berupa kotak kayu. Alquran itu tersimpan di rumah Nurdin Gogo (32), yang tak lain adalah keturunan dari Sultan Iang Gogo asal Ternate, Maluku.

Rumah miilik Nurdin itu telah dijadikan obyek situs Alquran tua. Karena memiliki keunikan tersendiri, Alquran tersebut menjadi daya tarik wisata rohani bagi warga sekitar, maupun wisatawan luar NTT. Sehingga, lokasi penyimpanan kitab suci itu ramai dikunjungi orang.

Nurdin Gogo, ketika ditemui sejumlah wartawan di kediamannya, Rabu (10/8/2016) kemarin, menjelaskan, benda suci itu dibawa oleh Sultan Iang Gogo bersama empat orang saudaranya, yakni Ilyas Gogo, Djou Gogo, Boi Gogo, dan Kimales Gogo.

Mereka membawanya dari Ternate dengan misi penyebaran agama Islam ke Alor.

Pada masa Kesultanan Baabulah, lanjut Nurdin, lima bersaudara berlayar dari Ternate dengan menggunakan perahu layar bernama “Tuma Ninah”, yang berarti berhenti atau singgah sebentar.

Kelimanya, kata Nurdin, menyinggahi daratan Alor untuk pertama kalinya di Vetelei, Tanjung Bota, Desa Alila, Kecamatan Alor Barat Laut.

“Karena merasa haus, mereka mencari air di sekitar pantai, tetapi tidak menemukannya. Oleh karena itu, Bapak Iang Gogo menusukkan tongkatnya ke pasir, yang kemudian memancarkan air tawar, dan bisa memuaskan dahaga mereka. Hingga saat ini, mata air tersebut masih ada dan terletak di Bota, Desa Alila, dan diberi nama mata air Benoa,” ujarnya.

Setelah itu, mereka berlima meneruskan perjalanan kembali dan singgah di suatu tempat bernama Tang-tang (sekarang Desa Aimoli), yang kemudian bertemu dengan Raja Baololong (Raja Bungabali).

Dalam pertemuan itu, mereka saling bertukar cenderamata. Lima Gogo bersaudara memberikan sebuah Nekara atau Alquran dari kulit kayu. Sementara, Raja Baololong menghadiahkan pisau khitan.

"Diperkirakan, usia Alquran kulit kayu ini lebih dari 500 tahun. Namun bisa, usianya lebih dari itu. Karena, menurut orang-orang dari kerajaan di Ternate, Alquran ini berusia lebih dari 800 tahun, terhitung sejak dibawa keluar dari Ternate," jelas Nurdin, yang mengaku generasi ke-14 dari Sultan Iang Gogo.

Nurdin mengatakan, Pemerintah Daerah Alor berencana memindahkan Alquran tersebut ke museum daerah. Namun, ia bersama kerabatnya menolak dengan pertimbangan bahwa Alquran tua tersebut, merupakan salah satu peninggalan sejarah, yang menjadi bukti penyebaran agama Islam dari para leluhur mereka dari Ternate.

"Kami masih tetap simpan di sini, dan untuk kondisinya masih baik. Kami pun khawatir kalau dipindahkan ke museum, justru kondisinya akan rusak karena digunakan bahan pengawet," jelas Nurdin.

Secara terpisah, Bupati Alor Amon Djobo mengatakan, situs Alquran tua memiliki potensi besar untuk dikembangkan, sebagai salah satu wisata religi di Alor, terutama bagi umat muslim di berbagai daerah.

"Alquran tua tersebut terbuat dari kulit kayu dan memiliki sejarah khusus, dengan masuk dan menyebarnya umat Islam di Pulau Alor, sehingga sangat menarik untuk dijadikan wisata relijius. Apalagi, saat ini banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang mulai berdatangan untuk melihat Alquran ini," urainya.

Karena itu, kata Amon, Pemerintah Kabupaten Alor saat ini sedang melakukan pengembangan situs Alquran kulit kayu menjadi tujuan wisata rohani, bersama sejumlah potensi wisata lainnya di kabupaten yang berbatasan laut dengan negara Timor Leste.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved