HUT Ke 71 RI
Berbekal Bambu Runcing, Para Pejuang Pertahankan Kalianda dari Agresi Militer Belanda
Ingatannya menerawang pada suatu waktu di bulan Maret 1949 silam, di mana peristiwa tersebut terjadi. Zahidin merupakan pelaku sejarah peristiwa
Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Ridwan Hardiansyah
Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA - Mata IM Zahidin Muchtar berkaca-kaca saat menyaksikan drama pertempuran lima jam di Kalianda, yang ditampilkan saat peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71 di Lampung Selatan (Lamsel), Rabu (17/8/2016).
Ingatannya menerawang pada suatu waktu di bulan Maret 1949 silam, di mana peristiwa tersebut terjadi. Zahidin merupakan pelaku sejarah peristiwa tersebut.
Ia mengatakan, pertempuran tersebut sangat menegangkan.
Kala itu, para pejuang yang dipimpin Letnan muda Makmun Rasyid hanya mengandalkan senjata bambu runcing dan senapan locok, saat menghadapi serdadu belanda yang hendak menguasai Kalianda.
Dalam pertempuran tersebut, 12 orang pejuang gugur. Sedangkan dipihak Belanda, ada 9 tentara yang gugur.
"Belanda hanya sekitar tiga bulan saja berhasil menduduki Kalianda. Pertempuran lima jam tersebut sangat sengit. Kami mendapatkan dukungan dari warga dalam berjuang," kenang Zahidin.
Pertempuran tersebut, lanjut Zahidin, membuktikan semangat juang warga Kalianda dan sekitarnya, untuk mempertahankan kemerdekaan dari agresi militer Belanda.
Dengan kemerdekaan yang berhasil direbut, Zahidin berharap para generasi muda saat ini bisa mengisi kemerdekaan dengan kerja nyata.
Ia mengatakan, tugas generasi saat ini untuk melanjutkan perjuangan para pejuang terdahulu, dengan membangun bangsa ini menjadi bangsa yang maju, dan sejajar dengan bangsa lainnya.
"Para pejuang telah berkorban untuk mencapai kemerdekaan dan mempertahankannya. Saat ini menjadi tugas generasi muda untuk mengisinya," ungkapnya.