Gagal Penuhi Target Kim Jong Un di Olimpiade, Atlet Korut Terancam Kerja Paksa?

Sebanyak 31 atlet yang berlaga di 9 cabang olahraga di Olimpiade, hanya meraih 2 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu.

TELEGRAPH.CO.UK
Atlet angkat berat Korea Utara Om Yun-chol yang gagal mengulangi prestasinya di London, dengan hanya meraih medali perak di Rio de Janeiro. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pemimpin Korea Utara disebut akan marah besar, dengan prestasi buruk yang dicapai para atlet Korut, di ajang pesta olahraga dunia Olimpade di Rio de Janeiro, Brazil.

Sebelumnya, seperti diberitakan the Korea Times, kontingen Korut dibebani target minimum untuk menggondol 5 medali emas, dan 12 medali lainnya.

Namun, hasil yang dicapai tak sesuai dengan target tersebut.

Sebanyak 31 atlet yang berlaga di 9 cabang olahraga di Olimpiade, hanya meraih 2 medali emas, 3 perak, dan 2 perunggu.

Hasil itu bahkan lebih buruk dari prestasi yang ditorehkan Korut, pada Olimpiade 2012 di London, Inggris.

Kala itu, Korut membawa pulang empat medali emas dan dua perunggu.

Tekanan salah satunya dialami Om Yun-chol. Atlet angkat berat kelas 56 kilogram, yang di London memenangi medali emas itu, hanya mendapatkan medali perak di Rio.

"Mereka yang mendapatkan medali biasanya mendapatkan hadiah berupa rumah yang lebih layak, pendapatan yang lebih baik, mobil dan mungkin hadiah dari rezim," kata Toshimitsu Shigemura.

Shigemura adalah seorang profesor dari Universitas Waseda Tokyo, dan pakar tentang kepemimpinan di Korut.

"Tapi, Kim akan sangat murka dan kecewa dengan hasil yang saat ini," sambung dia.

"Kemarahan Kim bisa dilampiaskan dalam hukuman berupa pemindahan ke rumah yang lebih buruk, pemotongan gaji, hingga skenario terburuk lain," kata dia.

Skenario terburuk yang dimaksudkannya adalah mengirimkan para atlet yang dianggap gagal untuk melakukan "kerja paksa" di pertambangan batu bara.

Hal itu dilaporkan pernah terjadi sebelumnya, Hukuman itu dijatuhkan ketika tim sepak bola Korut dihabisi tim Portugal, dengan skor 0-7 dalam Piala Dunia 2010 lalu.

Sejumlah pelatih dan pemain pun dikirim untuk bekerja di pertambangan.

"Mereka yang dihukum bekerja di pertambangan, kemudian dibolehkan kembali setelah satu atau dua tahun bekerja," ungkap Shigemura.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved