Harga Cabai Merah di Lampura Tembus Rp 60 Ribu per Kg

Cabai rawit jengki sebelumnya Rp 20 ribu perkilgram, saat ini harganya Rp 28 ribu, cabai merah Rp 60 ribu sebelumnya Rp 30 - 40 ribu.

Penulis: anung bayuardi | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Anung
Pedagang di pasar pagi Kotabumi mengaku ada kenaikan harga cabai yakni Rp Rp 10 ribu per kilogram. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Anung Bayuardi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Harga cabai saat ini "sepedas" harganya. Dimana, terjadi kenaikan ‎sekitar Rp 8 ribu higga Rp 10 ribu per kilogramnya. Harga tersebut di sejumlah pasar tradisional di Kotabumi,seperti pasar pagi Kotabumi.

Cabai rawit jengki sebelumnya Rp 20 ribu perkilgram, saat ini harganya Rp 28 ribu, cabai merah Rp 60 ribu sebelumnya Rp 30 - 40 ribu. Cabai hijau saat ini harganya Rp 24 ribu perkilogramnya, sebelumnya‎ Rp 16 ribu perkilogramnya.

Elisabet (36) salah satu pedagang dipasar pagi, Kotabumi mengaku terjadi kenaikan harga cabai. Menurutnya, harga itu naik sejak sepekan terakhir. Penyebab, karena beberapa petani cabai mengalami gagal panen. "Naiknya harga cabai, karena beberapa tempat gagal panen," ucapnya, Jumat (21/10).

‎Seiring naiknya harga tersebut, penjualan salah satu komoditas itu, juga mengalami penurunan. Ia biasanya menjual sehari bisa mencapai 10 kilogram, saat ini hanya 5 kilogram. "50 persen turun jualan Saya," katanya seraya mengatakan pembeli juga sepi saat ini.

Untuk stoknya, dia mengaku tidak mengalami kekurangan, sebab pasokan bukan berasal dari satu wilayah saja.

Penjual lainnya, Mirnawati mengaku dirinya menjual cabai merah besar hari ini Rp 60 ribu. Kenaikan, terangnya sudah sejak seminggu lalu. Ia mengaku ‎meskipun harga mahal, pembeli masih normal. "Stoknya juga masih normal aja, gak ada pengurangan," ujarnya.

Kondisi tersebut pun memaksa para ibu rumah tangga untuk merogoh kantong lebih dalam lagi. Sumirna, salah satu ibu rumah tangga mengaku, walau mahal dirinya terpaksa membeli cabai untuk memenuhi kebutuhan memasak. "Saya di rumah masak semua suka pedes, makanya ya mau tidak mau ya beli" kata Sumirna.

Rahmawati, konsumen lainnya mengaku juga dirinya pintar-pintar membagi keuangan di keluarganya. Mengingat, harga sejumlah bumbu dapur dan lainnya sangat tinggi. "Biasanya Saya siasati belanjanya, dengan mengurangi jumlah pembelian," ujar dia.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved