Misteri Gadis yang Jatuh dari Lantai 9 Apartemen, "Desi Enggak Mungkin Bunuh Diri"

Desi enggak mungkin bunuh diri," kata Dian di rumahnya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat malam (18/11/2016). Dian menggambarkan sosok adiknya, Desi

Editor: soni
Tribun Batam/Eko Setiawan
ILUSTRASI 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - "Desi enggak mungkin bunuh diri," kata Dian di rumahnya, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat malam (18/11/2016). Dian menggambarkan sosok adiknya, Desi Wulan Dari (19) yang tewas setelah jatuh dari lantai 9 Apartemen Kalibata City Tower Akasia pada Rabu malam (16/11/2016).

Kata Dian, adiknya yang berprofesi sebagai model itu bukanlah orang yang tertutup. Kemungkinan bunuh diri dengan loncat juga dimentahkan oleh Dian, sebab Desi adalah orang yang takut mati.

Desi selalu menceritakan masalah apapun yang dihadapinya, bahkan hingga beberapa jam sebelum ia meninggal.

"Rabu pagi itu Desi sudah minta pulang ke rumah, Papa udah jemput," kata Dian.

Rahmat, ayah mereka, pagi harinya menjemput Desi. Namun Desi tak merespons telepon Rahmat setelah Rahmat tiba dan menunggu di bawah. Pesan singkat anggota keluarga lainnya juga hanya dibaca. Rahmat pun kembali pulang ke rumah tanpa Desi.

Desi diketahui belum lama menghuni unit AM di lantai 9 Tower Akasia itu. Ia bersama seorang perempuan berinsial S (29) dan seorang laki-laki berinisial R (23), dua orang teman yang baru dikenalnya sebulan.

Rabu itu, berbagai kejanggalan terjadi menyusul meninggalnya Desi. Setelah Rahmat tak jadi membawa anak keenamnya pulang, sore harinya, ibunya, Tri Mulyani tiba-tiba menerima telepon dari anaknya itu.

"Dia sedih, cerita didorong sama temannya, saya suruh pulang aja, pas lagi telepon itu, kayaknya direbut sama temannya, dia bilang 'Orang telepon Mama kok', terus mati, enggak bisa dihubungin lagi," kata Tri Mulyani.

Tri Mulyani tak ada pikiran sedikit pun itu menjadi kali terakhir ia bicara dengan putrinya. Kejanggalan lainnya, menurut sahabat dan sejumlah anggota keluarga, Desi sempat mem-block kontak mereka di LINE sehingga tak bisa menghubungi Desi.

Kepada sahabat dan keluarga, Desi menceritakan masalah yang menjeratnya sebelum ia meninggal, soal pembayaran sewa apartemen di Kalibata City itu. Desi, S, dan R menyewa harian, namun setelah Desi dan S pergi, R tetap menempati unit itu namun tak membayar sewa.

Penyewa apartemen pun mengambil ponsel R karena ia tak membayar. Desi kesal karena bukannya R yang membayar, R malah meminta S juga membayar, bahkan mengambil motor S.

Menurut keterangan polisi yang disampaikan ke keluarga, usai tewasnya Desi, S dan R diperiksa. Mereka mengaku sempat cek-cok dan dipanggil oleh satpam.

S dan R dipanggil turun ke bawah, namun Desi tetap di apartemen karena tengah mengenakan baju tidur dan diminta mengganti bajunya dulu. Keterangan yang diterima polisi menyebut Desi jatuh ketika S dan R di bawah bersama satpam.

Desi mengalami patah tulang di sejumlah tubuhnya dan dilarikan ke RS Tria Dipa sekitar pukul 00.00 WIB. Ia meninggal di rumah sakit itu dan segera dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Keluarga yang mengetahui Desi meninggal dari pemberitaan, meminta jenazah Desi diotopsi untuk mengetahui penyebab kematiannya.

"Kalau Desi itu loncat, apa mungkin jatuhnya itu telentang?" tanya Tri Mulyani.

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Eko Hadi Santoso menuturkan peristiwa berlangsung sekitar pukul 22.45 WIB.

DW ditemukan meninggal dengan patah tulang lengan, patah tulang pergelangan tangan, dan patah tulang paha kanannya. Belum diketahui apa penyebab Desi jatuh.

"Korban jatuh dari lantai 9 kamar AM tower Akasia, belum diketahui penyebab jatuhnya korban," kata Eko dalam keterangan tertulis, Kamis (17/11/2016).

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved