Gempa Bumi di Aceh
Aceh Masuk Dalam Zona Merah Gempa Bumi, Ini Alasannya
Hal itu berpotensi terjadi retakan tanah, pelulukan, longsoran pada topografi terjal, dan pergeseran tanah.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDUNG – Kabupaten Pidie Jaya termasuk wilayah rawan bencana gempa bumi.
Badan Geologi menempatkan daerah itu dalam zona merah gempa.
Berdasarkan keterangan yang diterima Tribun Jabar, kawasan zona merah merupakan kawasan berpotensi terlanda guncangan gempa bumi kuat, dengan skala intensitas lebih besar dari VIII MMI.
Hal itu berpotensi terjadi retakan tanah, pelulukan, longsoran pada topografi terjal, dan pergeseran tanah.
Zona merah tersusun batuan kuarter berupa aluvium, endapan pantai, dan rombakan gunung api muda yang bersifat lepas, belum kompak, sehingga memperkuat efek guncangan gempa bumi.
“Aceh ini sudah dipetakan sebagai daerah rawan bencana gempa tinggi karena banyak sesar aktif,” kata Kepala Badan Geologi, Ego Syahrial, di kantor Badan Geologi, Kota Bandung, Rabu (7/12/2016).
Secara umum, Aceh berada di ujung pertemuan tiga lempeng bumi, yang bergerak aktif setiap hari, yakni Australia, India, dan Eurasia.
Sehingga, Aceh masuk wilayah zona merah gempa bumi.
“NAD itu berada di ujung pergerakan lempeng, terbukti ada gempa besar, dan ini salah satu gerakan masif,” sambung Ego.
Ego mengatakan, gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Pidie Jaya termasuk merusak, meski tidak menimbulkan tsunami.
Sebab, kedalaman pusat gempa hanya 10 kilometer, yang artinya sudah pasti menimbulkan kerusakan parah.
“Harapannya tidak sama seperti Desember 2004. Gempa bumi berbahaya itu ketika guncangannya di atas enam dan kedalamannya dangkal,” kata Ego.
Ego pun mengimbau kepada masyarakat tetap waspada.
Warga diminta menghindari tinggal di bangunan yang berpotensi roboh, jika terjadi gempa susulan.
Selain itu, warga diminta mengikuti arahan BPBD setempat, dan tidak terpengaruh informasi dari sumber yang tidak tepercaya.
“Aceh secara historis menunjukkan rawan gempa, dan secara historis lima tahun terakhir memang sering terjadi gempa,” kata Ego.