Sjachrazad ZP Meninggal: Sjachroedin Terkenang Masa Nakal dengan Adik
Adik kandung mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP itu tutup usia sekitar pukul 10.00 WIB, Sabtu (11/3), karena sakit jantung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: taryono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID-Lampung berduka. Mantan Sekretaris Kota Bandar Lampung, Sjachrazad ZP atau yang sering disapa Acad, telah mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Moeloek (RSAM).
Adik kandung mantan Gubernur Lampung Sjachroedin ZP itu tutup usia sekitar pukul 10.00 WIB, Sabtu (11/3), karena sakit jantung.
ISAK tangis mengiringi jenazah Acad yang dimakamkan di pemakaman keluarga di Taman Makam Doeloe Boemi Jalan Pagar Alam, Bandar Lampung.
Acad yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Bandar Lampung, meninggal di usia 68 tahun.
Pria kelahiran Tanjung Karang, 9 Maret 1949 itu meninggalkan satu orang istri, Mirnawati Amirsyah, dan tiga orang anak, Dewi Rhainy, Budi Setiawan, dan Ryan Madya Nandasyah.
Semasa hidupnya, Acad berkarier di pemerintahan. Puncak kariernya adalah menjabat Sekretaris Kota Bandar Lampung. Ia juga dikenal aktif di berbagai organisasi, seperti KONI dan Pramuka.
Saat prosesi pemakaman, Oedin, sapaan Sjachroedin, tak bisa menahan kesedihannya. Beberapa kali Oedin terlihat menghapus air matanya sembari menatap tempat peristirahatan terakhir sang adik.
Usai prosesi pemakaman, Oedin menuturkan tak bisa menahan air mata karena teringat kenangan semasa bersama adiknya tersebut. Ia mengungkapkan, banyak kenangan yang lalui bersama almarhum.
Sebab, usia keduanya cuma terpaut dua tahun. Karena itulah, Oedin mengaku sangat dekat dengan Acad.
"Kalau kenangan dulu sangat banyak. Saat masih remaja saya dan almarhum pernah nabrak saat bawa mobil. Ayah kami langsung marah. Memang kami berdua nakal juga, apalagi kan selisihnya dua tahun sama saya," kata Oedin, di lokasi pemakaman, Sabtu.
Ia mengatakan, adiknya bukanlah sosok yang neko-neko. Saat menjabat sebagai Gubernur Lampung, Oedin mengatakan, dirinya dan Acad tak pernah membahas soal pekerjaannya sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Semua prestasi yang diraih Acad, hingga dipercaya sebagai Sekretaris Kota Bandar Lampung, merupakan usahanya sendiri.
"Memang dia (Acad) memiliki kapabilitas untuk jabatan itu," kata Oedin.
Rycko Menoza SZP, keponakan Acad, mengaku kaget saat menerima kabar duka ini.
Ia mengatakan, almarhum memang sudah menderita sakit jantung selama beberapa tahun terakhir.
Tapi, menurut Rycko, sang paman tak pernah mengeluhkan sakit yang dideritanya.
Karena itulah, Ryvko mengaku kaget pamannya meninggal karena sakit jantung.
"Beliau memang ada (sakit) jantung. Tapi gak pernah ngeluh selama ini," kata Rycko, di rumah duka Jalan Mawar Rawa Laut, Enggal.
Sementara itu anak beserta istri almarhum terlihat masih syok dan tidak bisa memberikan keterangan.(bayu saputra)