Hariyanto Tak Menyangka Wakili Lampung di Daihatshu Skill Contest
Berawal dari coba-coba, Hariyanto (19) tidak menyangka bisa menjuarai Daihatshu SMK Skill Contest regional Sumatra
Laporan Reporter Tribun Lampung Hanif Mustafa
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Berawal dari coba-coba, Hariyanto (19) tidak menyangka bisa menjuarai Daihatshu SMK Skill Contest regional Sumatra akhir tahun 2016 lalu.
Siswa kelas XII SMK Negeri 5 Bandar Lampung ini kemudian menjadi satu-satunya dari Sumatra yang bertanding pada gelaran Daihatsu di Jakarta melawan perserta dari seluruh Indonesia.
“Saya tidak berfikir akan jadi juara di regional Sumatra, niatnya hanya mencoba sejauh mana mengatasi kerusakan mobil,” ungkapnya, Sabtu (1/4).
Pemuda ini mengaku informasi perlombaan dari pamflet yang terpampang di ruang praktek sekolah. “Saat itu juga saya mendaftar via online, jadi pemberkasan dan tes pertama kedua semua lewat internet,” jelasnya.
Pihak sekolah tidak mengetahui jika Hari telah mengikuti tes SMK Skill Contest. “Sebegitu lolos hingga tahap regional, pihak sekolah baru tahu dan mendukung saya dalam ajang ini,” ujarnya.
SMK Skill Contest sendiri adalah perlombaan ajang adu kompetensi siswa SMK dibidang otomotif. Para peserta akan diadu kecepatan serta skill untuk memperbaiki kerusakan kendaraan roda empat dengan waktu yang telah ditentukkan.
Namun perjuangan untuk mengikuti perlombaan ini tidak lah mudah bagi Hari. Pikirannya harus terbagi antara lomba dan PKL. “Waktu perlombaan itu memang saya sedang PKL di Matraman Jakarta,” tuturnya.
Hari sempat tidak tenang selama satu minggu menjelang perlombaan SMK Skill Contest regional Sumatra di Medan. “Malam susah tidur kepikiran terus,” katanya.
Untuk melatih skilnya, hari meminta secara pribadi latihan khusus kepada mekanik tempatnya PKL. “Sebenarnya persiapan pendek, cuman seminggu setelah pengumuman langsung lomba praktek, jadi tiga hari digodok dan empat hari pendinginan dengan materi teori,” jawabnya.
Atas jerih payahnya ini Hari dapat menyabet mendali juara satu dengan waktu tercepat 45 menit kategori engine trobel. “Waktu yang diberikan hanya satu jam. Kemudian setelah juara di Medan, naik di tingkat nasional Jakarta,” ujarnya.
Saat di Jakarta, Hari harus menerima jika hanya mendapat finalis harapan pada kategori siswa. “Disini saya kehabisan waktu, kesulitannya pada elektrikal body,” ungkapnya.
Hari pun mengakui selama perlombaan dia sempat mengalami kesulitan karena mobil yang menjadi ajang perlombaan adalah Daihatsu Xenia Great New. “Kendaraan yang digunakan untuk lomba itu baru, sedangkan ditempat latihan sama tetapi yang tipe lama,” tandasnya.
Hal ini pun diakui oleh ketua jurusan otomotif teknik kendaraan ringan, Abdul Roni, Kesulitan yang dihadapi anak didiknya adalah teknologi yang baru dikeluarkan oleh pabrikan daihatshu. “Kita juga ada mobil praktek Xenia, namun kelasnya berbeda, jadi dari segi teknologi kelistrikan sudah berbeda,”jelasnya.
Untuk mengatasi kesulitan tersebut Roni memberikan tambahan berupa teori mengenai teknologi baru tersebut. “Kebetulan kita kerjasama dengan Daihatsu jadi perkembangan teknologi secara teori bisa kita ikuti,” pungkas Roni.