Macron Ungguli Le Pen dalam Survei Pilpres Perancis

Calon Presiden Perancis Emmanuel Macron tetap menjadi favorit, untuk memenangi kursi presiden dalam pemilihan putaran II, yang akan digelar 7 Mei

AFP
Kandidat presiden Perancis putaran kedua pada 7 Mei 2017 akan diikuti Marine Le Pen (kiri) dan Emmanuel Macron (kanan). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PARIS - Calon Presiden Perancis Emmanuel Macron tetap menjadi favorit, untuk memenangi kursi presiden dalam pemilihan putaran II, yang akan digelar 7 Mei mendatang.

Berdasarkan hasil survei terakhir yang dilakukan Harris Interactive, yang dirilis Kamis (27/4/2017), Macron terlihat berada di puncak. 

Dia memimpin raihan suara dengan 61 persen.

Ia unggul signifikan dari saingannya, Marine Le Pen yang meraih 39 persen.

Dikutip dari Reuters, hasil yang diperoleh dalam survei itu, selaras dengan sejumlah survei lainnya.

Survei-survei tersebut secara konsisten menunjukkan hasil bahwa politisi berusia 39 tahun tersebut, selalu mendapatkan suara sekitar 60 persen.

Kendati demikian, tren pasti yang jelas terlihat dalam survei itu adalah Le Pen berhasil meningkatkan sedikit perolehan suaranya, dari rentang 35-36 persen, hingga mendekati 40 persen.

BACA JUGA: Usia 19 Tahun Jadi Presiden, Ini 6 Pemimpin Negara Termuda dalam Sejarah Dunia

Setelah lolos ke putaran dua, Macron mendapat sejumlah kritikan yang menilainya terlalu berpuas diri, dan sudah merasa telah terpilih sebagai Presiden Perancis.

Kritikan dimulai dari perayaan kemenangan di putaran pertama, yang dinilai terlalu berlebihan. 

Dia dinilai tidak fokus untuk mengalahkan Le Pen, yang mewakili ideologi kanan jauh, yang antiimigran dan anti Islam.

Mantan mentor politiknya yang juga Presiden Perancis, Francois Hollande secara implisit menyentil Macron.

“Kita harus benar-benar serius dan termobilisasi. Saya rasa pilpres belum berakhir, dan kita harus terus bertarung untuk setiap suara,” ucap Hollande.

Sementara, Le Pen memanfaatkan momentum itu untuk terus menyerang mantan Menteri Ekonomi itu.

“Rakyat Perancis dapat melihat bahwa dia berpikir dia sudah memenangkan kontes ini, ini sikap yang tidak respek terhadap pemilih dan demokrasi,” ungkap Le Pen.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved