Waduh, Wanita yang Duduk Lebih dari 7 Jam Sehari Berisiko Kena Diabetes Lebih Awal

Tes darah menunjukkan, wanita yang duduk tujuh jam sehari memiliki kadar penanda kimia yang menyebabkan diabetes.

Editor: Reny Fitriani

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Sebagian besar pekerja kantor menghabiskan waktunya di kursi kerja mereka.

Ternyata, orang yang sering duduk untuk jangka waktu yang lama lebih berisiko terkena penyakit. Jadi, berapa lama sebaiknya kita duduk dalam sehari?

Waspadalah jika pekerjaan kita di kantor memaksa kita terjebak di kursi selama tujuh jam atau lebih setiap harinya.

Sebuah penelitian baru menemukan, wanita yang duduk sampai tujuh jam sehari lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 lebih awal daripada mereka yang lebih aktif.

Tes darah menunjukkan, wanita yang duduk tujuh jam sehari memiliki kadar penanda kimia yang menyebabkan diabetes.

Menurut Diabetes Foundation di Inggirs, jumlah diabetes tipe 2 meningkat dari 2,5 juta menjadi 4 juta pada tahun 2025 dan 5 juta pada 2030.

Penelitian tersebut menyatakan, sementara jutaan orang tidak menyadarinya, mereka sebenarnya telah menderita gejala awal diabetes.

Jika tidak ditangani, diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko serangan jantung, kebutaan, dan amputasi.

Kegemukan, fisik tidak aktif, dan pola makan yang buruk, merupakan faktor pencetus utama penyakit ini.

Seperti dilaporkan Dailymail, tim peneliti dari Universitas Leicester, Inggris, meminta 505 relawan pria dan wanita berusia 59 tahun atau lebih.

Responden ditanya bagaimana mereka menghabiskan waktu selama seminggu. Setiap responden juga diuji kimia dalam darah mereka yang berkaitan dengan diabetes.

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Preventive Medicine, menunjukkan, wanita rata-rata duduk antara 4 – 7 jam setiap hari, sementara laki-laki duduk 4 – 8 jam sehari.

Wanita yang duduk dalam waktu yang lama memiliki kadar insulin tinggi.

Mereka juga memiliki angka yang lebih tinggi pada protein C-reaktif, leptin, dan interleukin-6 adinopectin.

Semua itu bahan kimia yang dilepaskan oleh jaringan lemak di perut dan menyebabkan peradangan yang berbahaya. Namun hal itu tidak ditemukan pada pria.

Sumber: Intisari Online
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved