Coffee Business Meeting Ciptakan Peluang Baru Pengusaha Kopi Lampung

Komoditas kopi robusta Lampung adalah salah satu branding yang bisa mengangkat nama Bumi Ruwa Jurai,

Penulis: Noval Andriansyah | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung/Noval
Seminar Coffee Business Meeting (CBM), di Pavilion Resto dan Cafe, Pahoman, Bandar Lampung, Rabu (2/8/2017). 

Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Pemerintah Provinsi Lampung terutama Gubernur Lampung M Ridho Ficardo, memberikan ruang serta peluang yang seluas-luasnya kepada pebisnis kopi. Ridho paham bahwa komoditas kopi robusta Lampung adalah salah satu branding yang bisa mengangkat nama Bumi Ruwa Jurai, baik secara nasional maupun internasional.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Provinsi Lampung Sutono saat menghadiri seminar Coffee Business Meeting (CBM), di Pavilion Resto dan Cafe, Pahoman, Bandar Lampung, Rabu (2/8/2017). Bekerja sama dengan creative branding organizer MB Communication dan Lampung Segalow, Pemprov Lampung menggelar CBM selama dua hari, Rabu-Kamis (2-3/8/2017).

Menurut Sutono, saat ini jenis kopi fine robusta juga memiliki potensi yang bernilai tinggi tetapi segmennya belum terlalu banyak. “Melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) serta Lampung Segalow ini dicoba untuk dikembangkan. Dengan bisnis yang spesial ini diharapkan bisa membawa keberkahan masyarakat Lampung,” kata Sutono, Rabu (2/8/2017).

Dengan adanya seminar CBM yang membahas jenis fine robusta, Sutono mengharapkan, hasilnya ikut dipasarkan ke seluruh cafe dan outlet yang ada. “Pada dasarnya, cita rasa fine robusta itu berbeda sekali dengan jenis kopi yang lain. Jadi bagi penikmat kopi berat ini akan sangat berbeda,” ucap Sutono.

Mantan Kepala Dinas Kehutanan Lampung tersebut juga mengatakan, program pengembangan fine robusta Lampung tersebut termasuk dalam gerakan inovasi daerah. Dalam kesempatan tersebut, Sutono juga menyampaikan, nantinya pemprov akan memberikan sertifikat kepada para petani kopi.

“Ini (pemberian sertifikat) juga salah satu bentuk perhatian Gubernur untuk para petani kopinya,” tandas Sutono.

Kepala Disbunak Lampung Dessy Desmaniar Romas menjelaskan, melalui even CBM tersebut diharapkan bisa memutus rantai pasar, sehingga para petani bisa langsung berkomunikasi dengan pembeli tanpa harus melalui perantara lagi.

“Ini tak hanya meningkatkan posisi tawar petani, sekaligus kesempatan petani belajar mengetahui selera dan kebutuhan pembeli. Sehingga hukum pasar pun berlaku, produk yang berkualitas, pada akhirnya yang dicari dan dibutuhkan konsumen,” kata Dessy.

CBM yang terpusat di dua tempat, yakni Bandar Lampung dan Liwa tersebut, diisi dengan berbagai macam kegiatan. Hari pertama, Rabu (2/8/2017), digelar Focus Group Discussion (FGD) yang mengambil tema, Membidik Peluang Bisnis Fine Robusta Omset Ratusan Juta, dengan menghadirkan pembicara Q Grader Robusta dan Karjo Matajat, Pranoto Soenarto (ahli kopi internasional), Moelyono Soesilo (Eksportir, CEO Taman Delta Indonesia), Muhammad Aga (Barista Berprestasi, Pemilik Coffee Smith).

Pada hari kedua, bertempat di Wisma AEKI, Liwa, kegiatan peserta dipegang langsung oleh Disbunak Lampung. Mulai dari trekking perkebunan kopi kebun AEKI sambil mengedukasi peserta tentang kualitas kopi dan belajar fotografi yang humanis dengan objek petani kopi. Kemudian berlanjut dengan sharing atau bertatap muka dengan petani, pebisnis kopi dan dinas.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved