5 Fakta Meninggalnya Zaki Saputra, Nomor 2 Paling Mengharukan
Jadi beberapa jam sebelum operasi, Zaki sempat ngomong kalau ingin banget salat di masjid.Bahkan itu ia katakan lagi ketika memasuki ruangan operasi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDARLAMPUNG - Zaki Saputra bin Dede Hidayat dimakamkan ke Tempat Pemakaman Islam, Pekon Bandung Baru, Kabupaten Pringsewu, Lampung, Jumat (8/9/2017).
Zaki diberangkatkan dari rumah duka pukul 09.30 WIB menuju Masjid Jami Adda'wah untuk disalatkan. Selanjutnya dibawa ke tempat pemakaman ke arah Pekon Bandung Baru Barat pukul 10.00 WIB.
Zaki mengembuskan nafas terakhir, Kamis (7/9/2010) malam. Ia sempat menjalani operasi di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSUAM) Bandar Lampung.
Berikut fakta-fakta meninggalnya Zaki Saputra
1. Makam Kurang Panjang
Pemakaman sempat tertunda sejenak, saat hendak dimasukkan ke dalam pusara. Liang lahat yang telah digali kurang panjang. Sehingga jenazah Zaki dibawa ke Balai Kambang terlebih dahulu untuk menunggu.
Juru Kunci Makam Sarwono (47) mengatakan bahwa sebelumnya lubang makam sudah disesuaikan dengan tinggi badan almarhum. Bahkan telah dilebihkan satu jengkal.
Atas kejadian tersebut, Sarwono mengaku menyesal karena baru kali ini terjadi. "Baru kali ini seumur-umur terjadi, nggak tahu tadi kok bisa kurang. Tadi (padahal) diukur lebih satu kilan," katanya.
Setelah itu jenazah Zaki kembali dimakamkan. Selama proses pemakaman langit mendung dan menitikkan air seolah ikut menangis atas meninggalnya Zaki.
2. Minta Salat di Masjid
Zaki mengembuskan nafas terakhir, Rabu (6/9/2010) malam. Ia sempat menjalani operasi di Rumah Sakit Abdul Moeloek (RSUAM) Bandar Lampung.
Perwakilan Komunitas Independen Lampung, Ani mengatakan, beberapa jam sebelum menjalani operasi pernah mengatakan ingin sekali salat di masjid. Namun kondisinya tidak dimungkinkan untuk diwujudkan.
"Jadi beberapa jam sebelum operasi, Zaki sempat ngomong kalau ingin banget salat di masjid.Bahkan itu ia katakan lagi ketika memasuki ruangan operasi yang disampaikan ke istri Kapolsek Sukoharjo.
Mau gimana lagi, sekarang Zaki sudah kembali ke pangkuan Allah, " kata Ani kepada Tribunlampung.co.id, Jumat, (8/9/2017).
3. Operasi Kedua
Zaki menjalani operasi pembersihan dan pemasangan selang untuk jalan membuang kotoran di perutnya.
Zaki merupakan pasien dengan dugaan usus bocor. Pernah menjalani operasi usus buntu di salah satu rumah sakit di Pringsewu.
Kondisi Zaki tak kunjung membaik pasca operasi. Keluarga membawanya ke RSUAM.
Operasi yang dilakukan tim dokter RSUAM adalah yang kedua setelah yang pertama di RS di Pringsewu.
Zaki melaksanakan operasi dari pukul 12.00 hingga 16.00 WIB, dan ditangani tiga dokter yaitu dr Billy, spesialis bedah anak, dr Faisal spesialis bedah anak, dan dr Bambang Spesialis anastesi.
Setelah operasi selesai Zaki langsung dibawa ke ruang ICU. Operasi fokus pada pembersihan dan pemasangan alat bantu untuk membuang kotoran dari perut Zaki.
4. Lubang 13 Cm di Perut
Dalam usia yang masih muda, 12 tahun, Zaki harus menderita akibat operasi usus buntu di bagian perutnya.
Usai dioperasi tak kunjung sembuh, tapi muncul infeksi dan meninggalkan lubang berdiameter 13 cm di bagian perutnya.
Tubuh Zaki terlihat begitu kurus. Hanya kulit berbalut tulang. Wajahnya terlihat pucat. Sering ia meringis menahan sakit akibat luka di bagian perutnya.
"Perih kalau ngrembes," ujar Zaki dengan lirih menahan sakit, Selasa (29/8/2017) lalu. Untuk menghentikan laju kotoran padat miliknya, perut Zaki diperban dengan kapas.
Sedangkan kotoran cairnya terus merembes membasahi perlak yang ada dipunggungnya. Agar kotoran cair tidak meluber di sisi perutnya diberi tisu. Kapas yang membelenggu kotorannya ini hanya diganti setiap kali sudah basah dan menguning.
Penderitaan Zaki ini sudah berlangsung selama dua bulan. Selama itu pula, ia hanya bisa terbaring di tempat tidur. Akibatnya, kulit punggungnya memutih dan melepuh.
Maryanah, nenek Zaki menceritakan, musibah yang dialami cucunya ini berawal dari keluhan perut kembung. Layaknya penyakit masuk angin, Masnayah memberi pertolongan dengan kerokan.
"Awalnya masuk angin saat itu awal Juli, kemudian saya kerokin, terus saya janjiin kalau sembuh saya belikan sepatu, lah kok malah kembung besar, maka segera dilarikan ke salah satu rumah sakit yang ada di Pringsewu," jelas Maryanah kepada Tribun.
Setelah di rumah sakit, Zaki divonis usus buntu, maka perlu operasi secepatnya. Tanpa pikir panjang keluarga Zaki menyetujui untuk operasi.
5. Perhatian Pejabat
Derita yang dialami Zaki menjadi perhatian pejabat di Lampung. Ketua DPRD Provinsi Lampung Dedi Afrizal ikut menjengguk Zaki ke RSUAM.
Ia cukup prihatin akan keadaan yang dialami Zaki.
"Jadi baru sekarang saya bisa jenguk Zaki, tahu kabar itu saya langsung hubungi teman-teman yang ada di sini. Pokoknya berikan yang terbaik bagi pasien, jika ada apa-apa segera hubungi saya," kata Dedi Afrizal yang juga Ketua PPNI Lampung.
Dedi mengimbau kepada pihak rumah sakit yang ada di Lampung untuk melakukan penanganan yang terbaik untuk pasien, agar tidak terjadi permasalahan yang sama.
Saat menghembuskan nafas terakhir tadi malam, Bupati Pringsewu Sujadi Sadat ikut mengangkat keranda jenazah Zaki untuk dibawa ambulans. Selanjutnya dibawa ke rumah duka di Pringsewu. (*)