Liputan Khusus Tribun Lampung

Kecepatan Jaringan 3G Masih Kalahkan 4G di Bandar Lampung, Ini Buktinya

Sebagai teknologi terbaru yang diunggulkan dengan kecepatan datanya, kualitas 4G di Bandar Lampung ternyata tak berbeda jauh dengan teknologi

Penulis: Romi Rinando | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUN LAMPUNG CETAK

Laporan Reporter Tribun Lampung Romi Rinando dan Noval Andriansyah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebagai teknologi terbaru yang diunggulkan dengan kecepatan datanya, kualitas 4G di Bandar Lampung ternyata tak berbeda jauh dengan teknologi sebelumnya, yaitu 3G. Bahkan di beberapa lokasi, kecepatan data 4G masih kalah dibanding 3G.

Untuk membandingkan kecepatan data 4G dan 3G, Tribun melakukan tes kecepatan data di empat titik di Bandar Lampung pada Selasa (19/9/2017), yaitu Way Kandis, Tanjung Senang pada pukul 09.30 Wib; Lapangan Korpri (pukul 12.00 Wib); Tugu Adipura (pukul 23.00 Wib); dan Lapangan Kalpataru, Kemiling (pukul 23.30 Wib).

Tes kecepatan menggunakan ponsel pintar (smartphone) Asus Zenfone 3 Max. Sementara, pelaksanaan tes kecepatan memakai aplikasi Testmy.net, dengan metode combine test.

Tes kecepatan dilakukan terhadap tiga operator ponsel, yaitu Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL.

Hasil tes memperlihatkan kecepatan data 4G tidak berbanding jauh dengan 3G. Hal itu misalnya tampak pada kecepatan unduh 4G Telkomsel di Lapangan Kalpataru sebesar 16,5 Mbps, yang hanya sedikit lebih tinggi dibanding kecepatan unduh 3G Telkomsel sebesar 15,3 Mbps. Di lokasi serupa, kecepatan unduh 4G Indosat Ooredoo yang sebesar 5,8 Mbps, berbeda tipis dengan kecepatan unduh 3G Indosat Ooredoo sebesar 5,5 Mbps.

Di beberapa titik lain, kecepatan data 3G justru mampu mengalahkan 4G. Di Lapangan Korpri, kecepatan unduh 4G Telkomsel sebesar 21,5 Mbps, di bawah 3G sebesar 23,4 Mbps. Sementara, kecepatan unggah 4G hanya 161 Kbps, tertinggal jauh dibandingkan 3G yang mencapai 1,9 Mbps.

Di Tugu Adipura, kecepatan unduh 4G XL hanya sebesar 5 Mbps, di bawah 3G sebesar 18,6 Mbps. Begitu pula, kecepatan unggah 4G XL sebesar 757 Kbps, yang tertinggal jauh dari 3G sebesar 2,5 Mbps. Di Lapangan Korpri dan Lapangan Kalpataru, sinyal 4G XL bahkan tidak terdeteksi. Data lengkap mengenai hasil tes kecepatan bisa dilihat di grafis.

Faktor Teknis

Branch Manager Telkomsel Lampung, Asep Jalaludin, mengungkapkan, teknologi 4G lebih unggul dalam segi kemampuan jaringan dan kecepatan data yang lebih komprehensif, dibanding teknologi 3G. Secara spesifik, teknologi 4G disiapkan untuk menyediakan layanan supercepat, dengan kecepataan transfer data yang lebih berkualitas dibanding teknologi 3G.

Mengenai kecepatan 4G Telkomsel yang ternyata masih setara bahkan lebih lambat dibanding 3G, di beberapa tempat di Bandar Lampung, Asep menerangkan, hal itu terjadi hanya karena faktor teknis. "Biasanya akibat tingginya pengguna di suatu lokasi sehingga kecepatan (4G) menurun," kata Asep.

Hal serupa Manager Indosat Ooredoo SA Bandar Lampung, Nazwir Episka Lubis. Ia menerangkan, trafik penggunaan yang ramai mampu membuat kecepatan data 4G berkurang.

Untuk mengatasi persoalan kecepatan data, Nazwir mengatakan, pengguna ponsel bisa memanfaatkan teknologi jaringan yang tersedia. Misalnya, jika 4G sedang ramai, pengguna bisa pindah ke 3G.

"Sekarang ini, kita harus jadi pelanggan cerdas. Kalau lagi ramai di jariangan 4G, bisa pindah jaringan 3G. Kalau pelanggan itu smart, pasti dia bisa pindah-pindah jaringan," jelas Nazwir.

Sementara, Corporate Communication XL West, Bertrand Samuel Fisher mengaku belum bisa memberikan pernyataan karena sedang berada di Medan.

Bergantung BTS

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kadiskominfotik) Lampung, Achmad Chrisna Putra, mengatakan, kecepatan akses data internet di ponsel bergantung pada keberadaan base transceiver station (BTS). Karena itu, agar akses data semakin cepat, BTS harus ditempatkan di titik-titik yang bisa menjangkau pengguna internet.

"Pengguna internet yang berada di dekat BTS, pasti mendapat kecepatan internet yang bagus," papar Chrisna di ruang kerjanya, Selasa (19/9).

Meski begitu, Chrisna mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki data jumlah BTS di Lampung. Sebab, hal tersebut wewenang pemerintah kabupaten/kota.

"Tetapi, kalau jumlahnya (BTS) seratusan, bisa lebih. Di seluruh Lampung, bukan hanya di Bandar Lampung," ujar Chrisna.

Pada buku Bandar Lampung dalam Angka 2016 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) Bandar Lampung, jumlah menara BTS yang memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) sebanyak 79 unit pada 2012, 50 unit (2013), 53 unit (2014), dan 32 unit (2015).
Di Lampung, Asep menjelaskan, Telkomsel telah membangun 1.350 menara BTS. Dari jumlah itu, 471 BTS untuk layanan 4G. "Dan, penyebarannya sudah merata di ibu kota (provinsi), dan kabupaten/kota di Lampung," tutur Asep.

Sedangkan Nazwir mengaku, BTS yang dibangun Indosat Ooredoo di Lampung belum semua bisa memberikan layanan 4G. BTS Indosat Ooredoo masih dominan untuk memberikan layanan 3G dan 2G.

Pengguna Masih Kalah

Jumlah pengguna teknologi 4G Indosat Ooredoo di Lampung, Nazwir mengatakan, masih kalah dibanding pengguna 3G dan 2G. Meski begitu, ia tidak memberikan rincian data pengguna tersebut.

"Kami tidak bisa pastikan (jumlah pelanggan). Bisa saja, dia pelanggan Indosat Jakarta, tiba-tiba masuk Lampung, terus pindah lagi. Jadi, kami tidak bisa jamin," terang Nazwir.

Sementara jumlah pengguna Telkomsel di Lampung mencapai 5 juta pelanggan. Dari jumlah itu, 2 juta pelanggan telah menggunakan data internet.

"Sekitar 500 ribu sudah pakai 4G. Sedangkan, 1,5 juta masih pakai 3G," kata Asep.
Meskipun persentase pelanggan masih didominasi pengguna 3G, Asep menerangkan, pengguna 4G terus mengalami peningkatan. Hal itu karena Telkomsel masih terus melebarkan 4G ke seluruh Lampung.

"Kami targetkan 4G bisa menjangkau seluruh kecamatan di Lampung," ucap Asep.

90% Pakai Ponsel

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung pada 2016 menunjukkan, ponsel menjadi alat terbanyak yang digunakan untuk mengakses internet. Jumlahnya mencapai 90,51 persen dari total pengguna internet di Lampung. Sementara, 35,08 persen memakai laptop, notebook, atau tablet; dan 23,13 persen menggunakan komputer desktop.

Kabid Statistik Sosial BPS Lampung, Mas'ud Rifai, menerangkan, persentase penggunaan alat untuk mengakses internet lebih dari 100 persen karena saling beririsan. "Sebab, ada orang yang mengakses internet tidak hanya menggunakan satu alat. Bisa jadi, ia menggunakan ponsel dan komputer desktop," ungkap Mas'ud beberapa waktu lalu.

Jumlah penggunaan ponsel untuk mengakses internet pun meningkat dibanding 2015, yang hanya 83,12 persen. Tetapi untuk alat lain, jumlahnya masih lebih tinggi pada 2015, yaitu 41,03 persen untuk penggunaan laptop, notebook, atau tablet; dan 28,74 untuk komputer desktop.

Sementara dari tujuan mengakses internet, media sosial berada di peringkat pertama. Pada 2016, pengguna internet yang bertujuan untuk mengakses media sosial sebanyak 83,58 persen. Tujuan mengakses internet berikutnya untuk mendapat informasi atau berita (72,73 persen), hiburan (44,32 persen), mengerjakan tugas sekolah (32,21 persen), mengirim atau menerima surel (21,56 persen), jual beli daring (9,03 persen), dan fasilitas finansial (6,66 persen).

Pada 2016, jumlah pengguna internet hanya sebanyak 1,34 juta orang atau 16,32 persen, dari total 8,2 juta penduduk Lampung.

Data pengguna internet, Mas'ud menerangkan, merupakan hasil survei sosial ekonomi nasional (susenas). "Untuk internet, kami memang baru masukkan hal itu ke dalam item survei sejak 2015," kata Mas'ud.

BPS, lanjut Mas'ud, melakukan survei berupa wawancara langsung terhadap 9.320 rumah tangga, yang menjadi sampel di 15 kabupaten/kota di Lampung. "Untuk 2017, kami sudah melakukan pengumpulan data. Tetapi, hasilnya baru akan diketahui awal 2018 karena pengolahan data dilakukan BPS pusat," papar Mas'ud.

Berita ini telah diterbitkan di Koran Tribun Lampung berjudul "Jaringan 3G Kalahkan 4G" pada Minggu, 24 September 2017.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved