Anak Tukang Sapu Terbang ke Kanada untuk Pertemuan Tingkat Dunia

Purwati tak tahu Kanada berada di mana. Ia bahkan selalu menyebutnya dengan 'Cendana' sebelum tahu penyebutan yang benar adalah 'Kanada'.

Editor: taryono
KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR
Purwati (45), pedagang kopi keliling di Kramat, Senen, Jakarta Pusat. Purwati tak punya rumah tetapi anaknya berhasil berangkat ke Kanada. Dalam foto ini Purwati bersama anak bungsunya Subehi (8) saat ditemui di tempat tinggal mereka di Jalan Gandastuli, Kamis (6/10/2017). 

Selepas SMA, Devi berkuliah di salah satu pergutuan tinggi daerah Muara Karang dan kini tingal di daerah sana sembari bekerja dan menyelesaikan kuliahnya.

Prestasi David dan Monica di Jogja tak kalah hebat.

David yang sekolah kejuruan bagian elektronika, pernah dapat Kalpataru Jogja atas kreasinya tentang daur ulang.

"Senang banget saya anak-anak pintar, bangga sekali," ujarnya.

Ingin terus bekerja

Purwati sendiri di Jakarta sempat menikah lagi dan punya anak yang kemudian beri nama Subehi. Sayangnya, ayah Subehi tak jelas rimbanya dan tidak bertanggung jawab. Purwati kembali seorang diri membesarkan Subehi.

Ia berjualan kopi keliling, sempat ditipu, jadi korban pencurian, dan tak punya tempat tinggal.

"Sempat saya ditolong Pak Lurah. Terus saya kabur-kaburan. Kerja di Jogja enggak cocok, akhirnya balik lagi ke Senen," ujarnya.

Beberapa bulan lalu rumah gubuk Purwati di Jalan Dahlia digusur. Ia kini tinggal di pinggir got pertigaan Jalan Gandastuli, dengan meja besi beralaskan kardus sebagai kasur.

Purwati menunjukkan lebam dan lecet di kakinya. Ia menjadi korban kecelakaan pesawat terbang dan tsunami dalam mimpinya. Kenyataannya, ia jatuh tercemplung di got saat sedang tidur dua hari lalu.

Pinggir got itu merupakan bagian dari tanah rumah yang ada di sampingnya. Purwati dibolehkan untuk menaruh barangnya di sepetak tanah itu, asalkan siap angkat kaki ketika bangunan itu akan diperluas sebagai indekos.

"Sekarang musim hujan, kalau hujan saya tidurnya di teras atau di musala," kata Purwati.

Sembari berbahagia untuk nasib baik ketiga anaknya yang berprestasi, Purwati terus berjuang di Ibu Kota. Ia ingin bekerja apapun agar bisa menyekolahkan Subehi seperti kakak-kakaknya. Subehi saat ini mengenyam pendidikan di panti asuhan.

"Saya punya mimpi, punya gerobak kecil gitu di lahan kosong, supaya Subehi bisa tidur ada atapnya dan saya bisa berjualan," kata Purwati. (Nibras Nada Nailufar)

Sumber: Kompas.com
Tags
Kanada
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved