Petani Pringsewu Kesulitan Dapatkan Benih Jagung
Penanaman jagung, kata dia, untuk daerah sentra jagung biasanya akhir Oktober atau awal November
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: wakos reza gautama
Laporan Reporter Tribun Lampung Robertus Didik Budiawan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Sejumlah petani di Kabupaten Pringsewu kesulitan mendapatkan benih jagung.
Kebutuhan benih ini karena musim hujan sudah mulai tiba, dimana awal hujan pascakemarau dianggap masa yang cocok untuk menanam jagung.
Baca: VIDEO: Yuk Coba Makanan di Okonomix Cafe
Narto (43) salah seorang petani di Kecamatan Pringsewu mengatakan, sulitnya benih jagung ini terjadi hampir di seluruh wilayah Pringsewu.
Penanaman jagung, kata dia, untuk daerah sentra jagung biasanya akhir Oktober atau awal November.
"Ini baru awal Oktober sudah hujan sehingga petani menginginkan tanam jagung lebih awal," ujar Narto.
Bonardi, petani dari Tunggul Pawenang, Kecamatan Adiluwih, juga merasakan sulitnya mendapat benih jagung.
Ia menuturkan, seluruh toko pertanian di wilayah itu juga tidak terdapat benih jagung.
Tidak adanya stok bibit jagung ini, Bonardi menuturkan, membuat petani kebingungan.
"Kenapa tidak ada benih jagung? Apakah ada kendala?" tuturnya.
Baca: Kisah Gadis Cilik Hidupi Keluarga Seorang Diri karena Ayah Pergi dan Ibu Dipenjara
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Dinas Pertanian Pringsewu Ali Alhamidi mengatakan, kondisi sulit benih jagung terjadi di level nasional.
Sebab, lanjut dia, sumber benih jagung yang berpusat di Jawa Timur terjadi kekeringan.
Kondisi kekeringan itu cukup membuat Dinas Pertanian kalang kabut, akibat gagal tanam sehingga terjadi puso.
" Terkait itu, lokasi pembibitan di Jawa Timur, seperti Kediri, Kudus, dan Malang juga mengalami kegagalan tanam," ujarnya.
Sehingga, menurut Ali, stok ketersediaan benih secara nasional kurang.
Ali menambahkan, walaupun kegagalan tidak terjadi di semua wilayah, namun pendistribusian benih jagung ke daerah terganggu.
Akibat kelangkaan benih jagung ini, menurut Ali, program musim tanam ketiga gagal.