Fadli Zon: Modal Gatot Belum Bisa Saingi Prabowo

Partai Gerindra belum tertarik melirik Jenderal Gatot Nurmantyo untuk dijagokan dalam bursa pencalonan presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2019.

Editor: soni
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan pandangannya dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) ke-1 Partai Hanura di Kuta, Bali, Jumat (4/8/2017). Dalam Rapimnas tersebut Panglima TNI menyampaikan tentang kondisi Bangsa Indonesia dan tantangan yang kemungkinan dihadapi ke depannya.(ANTARA FOTO/NYOMAN BUDHIANA) 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Partai Gerindra belum tertarik melirik Jenderal Gatot Nurmantyo untuk dijagokan dalam bursa pencalonan presiden dan wakil presiden untuk Pemilu 2019.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, pihaknya tetap akan mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2019.

"Dari pilihan itu ada opsi-opsi yang berbeda tentu saja yang pasti yang kita ajukan Pak Prabowo untuk bakal calon kita," kata Fadli kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (9/10/2017).

Wakil Ketua DPR RI ini mengatakan, angka ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen yang ditetapkan dalam UU Pemilu yang baru mengharuskan Gerindra bekerjasama dengan partai lain untuk mengusung pasangan capres-cawapres.

Sementara kalau nantinya besaran angka PT itu ditiadakan alias nol persen, Gerindra pun bisa mengusung sendiri Prabowo sebagai capres.

"Gerindra pasti harus kalau 20 persen harus bekerja sama dengan partai lain tapi kalau nol persen bisa usung sendiri," kata Fadli.

Fadli mengatakan, modal yang dimiliki Gatot, baik itu modal politik maupun modal sosial belum bisa menyaingi pengalaman yang dimiliki Prabowo.

Namun, kelebihan dan kekurangan keduanya bisa saja saling melengkapi jika diduetkan di Pilpres 2019.

"Ya kalau Pak Prabowo sosial capitalnya dan political capitalnya lebih panjang, jauh ya. Saya kira tidak ada masalah, bisa komplementer juga," kata Fadli.

Diberitakan sebelumnya, Connie Rahakundini Bakrie, seorang pengamat Pertahanan dari Universitas Indonesia (UI) meminta Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo segera pensiun dini dan bergabung ke partai politik.

Connie menilai, beberapa kali Gatot melakukan manuver yang membawa TNI berpolitik.

"Dalam harapan saya, stop lah Panglima TNI itu menggunakan baju seragam Panglima TNI membuat chaos semacam ini. Dia senang sekali menggunakan drama politik," kata Connie dalam Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Senin (25/9/2017).

Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Pemenangan Pemilu Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi membuka pintu Gatot Nurmantyo untuk bergabung jika tertarik berpolitik praktis.

"Sekiranya Pak Gatot Nurmantyo tertarik masuk politik praktis, politik elektoral, politik untuk dipilih, setelah pensiun Partai Golkar siap memfasilitasi hal tersebut," kata Bobby dalam acara diskusi bertema "Politik Bukan Panglima" di restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (7/10/2017).

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved