Pancing Reaksi Korut, Dua Pesawat Pengebom AS Manuver di Perbatasan Korsel-Korut

Atas latihan pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur AS dan sekutunya itu, Korut menuduh AS telah menantang perang

Editor: wakos reza gautama
net
jet tempur 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Dua pesawat pengebom nuklir AS, B-1B Lancer kembali  melakukan latihan pengeboman jarak jauh.

Latihan menggunakan sejumlah  bom tiruan (mockup bomb) dengan  target yang berada di perbatasan Korut-Korsel.

Latihan yang digelar USAF  pada hari Selasa malam (10/10/2017)  itu merupakan latihan perang ‘’yang sangat serius’’.

Karena untuk pertama kalinya, dua B-1B Lancer yang sedang melakukan simulasi serangan ke Korut berangkat langsung dari pangkalan udara Andersen Air Force  Base, Guam, pangkalan yang juga telah menjadi target serangan rudal nuklir dari Korut.

Dalam latihan pengeboman untuk menyerang Korut, 2 unit B-1B Lancer di kawal oleh pesawat-pesawat tempur AS, Korsel dan Jepang dengan tugas melumpuhkan rudal-rudal anti serangan udara Korut.

Pemimpin Korut Kim Jong Un memang sudah mengeluarkan ancaman jika pesawat-pesawat pengebom AS sampai berani melakukan latihan perang di kawasan perbatasan Korut-Korsel , memang akan ditembak jatuh menggunakan ‘’rudal-rudal Korut yang canggih’’.

Tapi hingga latihan pengeboman usai ternyata tidak ada satu pun rudal anti serangan udara yang ditembakkan oleh militer Korut.

Atas latihan pengeboman oleh pesawat-pesawat tempur AS dan sekutunya itu, Korut menuduh AS telah menantang perang dan Korut siap melayaninya kapan saja.

Presiden AS Donald Trump sendiri menyatakan bahwa latihan pengeboman menggunakan pesawat pengebom nuklir B-1B Lancer yang berangkat dari Guam menunjukkan bahwa AS siap menjadikan  Korut karang abang (fire and fury) kapan saja.

Namun, Presiden Trump yang sedang melakukan briefing dengan para pejabat tingginya di Gedung Putih (Rabu 11/10/2017)  justru menginginkan kebijakan yang berkebalikan dengan tuntuntan AS terhadap Korut.

Jika pemerntah AS hingga saat ini meminta Korut untuk menghentikan program nuklirnya, Presiden Trump justru meminta militer AS untuk meningkatkan kepemilikan senjata nuklir hingga 30.000  arsenal (rudal nuklir dan fasilitas peluncur).

Jumlah itu akan setara dengan arsenal nuklir AS yang dimiliki saat Perang Dingin.

‘’Arsenal nuklir perlu ditingkatkan lagi karena kita tidak bisa membeli 30.000  arsenal  nuklir  begitu saja di supermarket,’’ papar Trump di depan para awak media seperti cnn.com dan washingtonpost.com.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved