Kisah Mengharukan di Broken Bridge, 10 Tahun Rindu Terdalam Itu Akhirnya Terjawab

Broken Bridge di Hangzhou, China, merupakan objek wisata utama yang menarik puluhan juta pengunjung setiap tahunnya ke tepi Danau Barat.

Editor: Teguh Prasetyo
Asiaone
Kati bertemu dengan orangtua kandungnya 

Lida dan istrinya, Fenxiang mengatakan kepada BBC bahwa setelah menikah pada tahun 1992 dan sudah mempunyai putri pertama.

Mereka memutuskan untuk memiliki anak lagi sehingga anak pertama mereka tidak akan kesepian.

Baca: Ribut dengan Suami, Istri Minggat ke Mertua, Esoknya Ada Sesuatu Tergantung di Plafon Kamar

Tetapi dengan kehadiran saudara kandung ini akan melanggar kebijakan satu anak, sebuah tindakan yang diperkenalkan oleh pemerintah China pada tahun 1979 untuk mengendalikan pertumbuhan populasi yang melonjak.

Bila tidak mematuhi peraturan ini mengakibatkan hukuman denda uang yang mencekik, aborsi paksa atau disteril.

Ketika kehamilan Fenxiang ditemukan di bulan kelima, petugas keluarga berencana menuntut aborsi dan mengancam untuk meruntuhkan rumah mereka.

Tapi menurut Fenxiang, "Kehidupan bayi sudah terjadi, saya tidak bisa membatalkannya."

Jadi Lida dan Fenxiang memutuskan untuk melahirkan anak mereka.

Sekalipun jika itu berarti memberikan anaknya kepada orang lain.

Mereka bersembunyi di atas kapal di sungai tempat Fenxiang melahirkan anak perempuan mereka.

Baca: Ternyata Pakai Celana Dalam Ketat Berbahaya Lho! Ini 6 Dampak yang Harus Diketahui

Tiga hari kemudian, Lida membawa bayi mereka ke pasar sayur di Hangzhou, dimana dia mencium bayi yang sedang tidur dengan lembut saat dia tahu itu sekaligus menjadi ucapan selamat tinggal.

Tapi dia tidak hanya meninggalkannya dengan ciuman, dia juga meninggalkan sebuah catatan.

Katy saat masih anak-anak
Katy saat masih anak-anak (lifenews)

Mereka berharap bisa dipertemukan kembali dengan 'harta terindahnya' yakni sang bayi ketika sudah beranjak dewasa.

Setahun kemudian, pasangan asal Michigan, Ruth dan Ken Pohler mengadopsi anak perempuan bernama Kati dari Suzhou Social Welfare Institute.

Halaman
1234
Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved