Sungguh Mengharukan, Bocah 8 Tahun Jadi Mualaf Diantar Ibunya yang Non-Muslim ke Kantor Agama

Menurut sang ibu, ketika Yogi melihat masjid, dia pasti senang dan selalu menyebut "alaaba". Maksudnya, Allahu Akbar.

Editor: Andi Asmadi
TRIBUNPONTIANAK/SUBANDI
Yogi anak delapan tahun yang baru masuk Islam didampingi Eriyanti, orangtuanya yang non Muslim, saat ditemui awak media di rumahnya, Jumat (6/10/2017). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KETAPANG - Yogi Setiady (8) menjadi perbincangan masyarakat di Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Itu lantaran dia dikabarkan pindah keyakinan dari non-Muslim menjadi Muslim atau menjadi mualaf.

Baca: Nikah dengan Bule Ingin Jauhi Fitnah, Farah Quinn Beberkan Agamanya, Netizen pun Terisak

Bocah Kelas II SDN 18 Sukabangun, Ketapang, ini resmi masuk Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Delta Pawan, Kamis 5 Oktober 2017 lalu.

Ketika berangkat ke KUA Delta Pawan, Yogi diantar langsung ibunya, Eriyanti (44), yang merupakan non-Muslim.

Saat dikonfirmasi wartawan, Eriyanti membenarkan kabar yang beredar tersebut.

"Iya, saya memang mengantar dan menyaksikan langsung anak saya Yogi di KUA Delta Pawan untuk disahkan memeluk agama Islam," katanya kepada wartawan di rumahnya, Jumat 6 Oktober 2017.

Yogi, anak 8 tahun yang jadi mualaf.
Yogi, anak 8 tahun yang jadi mualaf. (KOLASE TRIBUN PONTIANAK)

Eriyanti lalu menceritakan kisah Yogi sejak kecil.

Ia mengatakan ketika baru pandai berbicara Yogi memang suka pada hal-hal terkait Islam.

Misalnya, ketika melihat masjid, menurutnya Yogi pasti senang dan selalu menyebut ada "alaaba".

"Maksudnya itu Allahu Akbar," tuturnya.

Baca: Sophia Latjuba Buka Suara Soal Video Mesum Ariel-Cut Tari, Reaksinya Mengejutkan Netizen

Sedangkan ketika diajak ke tempat ibadah ibunya, Yogi selalu menolak.

Pernah, ketika dibawa Yogi menangis dan ngajak keluar mau pulang.

Itu ketika ia dibawa pulang ke kampung halamannya di hulu yang banyak anjing dan babi.

Menurut Eriyanti, Yogi juga tidak suka dan takut tersentuh anjing atau babi.

Bahkan, ketika mereka makan daging babi, Yogi sejak kecil pun tidak pernah mau makan babi.

Namun, ketika ada tetangganya di Ketapang ada acara seperti selamatan, maka Yogi selalu mengajaknya untuk pergi ke acara tersebut.

Baca: Muncul ke Publik, Ini Reaksi tak Disangka Sunu Matta Seputar Gosip Nikah Siri dengan Umi Pipik

"Katanya, 'ayo ma, kita pergi ke tempat orang amin-amin'. Saya tanya di mana, katanya itu menunjukkan tempatnya, ternyata tempat orang Muslim selamatan gitu," kenang Eriyanti.

Samsudin bapak angkat Yogi, anak usia delapan tahun yang memilih masuk Islam berbeda keyakinan sama kedua orangtuanya saat ditemui Tribun di rumah orangtua Yogi di Ketapang, Sabtu (7/10/2017).
Samsudin bapak angkat Yogi, anak usia delapan tahun yang memilih masuk Islam berbeda keyakinan sama kedua orangtuanya saat ditemui Tribun di rumah orangtua Yogi di Ketapang, Sabtu (7/10/2017). (TRIBUNPONTIANAK/SUBANDI)

Kemudian ketika awal Yogi masuk sekolah meminta izin kepadanya untuk ikut teman-temannya mengaji dan solat.

Lantaran merasa berbeda keyakinan, ia awalnya melarang Yogi.

"Saya bilang tak boleh, kita kan beda, tak sama, saya bilang gitu," ungkapnya.

"Tapi dia bilang mau ikut Islam saja. Di rumah ini kan ada handuk sering dibuatnya alas untuk sajadah, dia belajar sembahyang sendiri. Bahkan dia selalu mengajak teman-temannya seperti solat di rumah ini dan dia imamnya," tuturnya.

Baca: Tak Terima Jonghyun SHINee Tewas, Fans Asal Indonesia Ini Coba Bunuh Diri, Begini Kondisinya

Menurut Eriyanti, kejadian itu pernah juga direkam abang Yogi.

Menghilang ke Masjid

Kemudian ketika masih kelas satu SD Yogi juga selalu menghilang dari rumahnya, sore menjelang Magrib dan siang Jumat.

"Pas Jumat tak sengaja melihat seperti Yogi pakai kopiah dan baju koko," jelasnya.

"Ternyata benar dan ketika pulang saya tanya dari mana, katanya dari masjid," ujar Eriyanti.

Rupanya dia minjam baju kawannya untuk Salat Jumat. "Saya bilang benar-benar Yogi, nanti kamu masuk Islam, dijawabnya dia memang mau masuk Islam," lanjutnya.

"Rupanya tiap sore hilang dia melihat cara orang salat di surau dekat sini. Kalau pukul 15.00 WIB dia selalu pergi ke tempat-tempat pendidikan agama Islam," ujarnya.

Kepala SDN 18 Sukabangun, Ahmadi menyerahkan sumbangan untuk Muhammad Yogi Setiady bocah mualaf saat apel pagi di sekolahnya, Senin (9/10).
Kepala SDN 18 Sukabangun, Ahmadi menyerahkan sumbangan untuk Muhammad Yogi Setiady bocah mualaf saat apel pagi di sekolahnya, Senin (9/10). (TRIBUNPONTIANAK/SUBANDI)

"Di sekolah pun tak mau belajar agama kami, dia hanya mau belajar pas pelajaran agama Islam," tambahnya.

Kemudian pernah juga tetangganya mengatakan kalau Yogi menghilang sore maka dengar saja di surau. Jika ada suara orang ngaji dan salawat itu adalah Yogi.

Baca: Terkena Toxic Shock Syndrome saat Haid, Model Ini Harus Kehilangan Satu Kaki, Ini Penyebabnya

"Jadi kuintai, ternyata memang benar dan anak-anak lain pun ramai mengikutinya," tuturnya.

Ia menambahkan, hingga belum lama ini Yogi memaksa minta disunat dan disahkan untuk memeluk agama Islam.

"Jadi kita orangtua mengikhlaskannya. Hanya saya berharap setelah anak saya masuk Islam begini," tegasnya.

"Maka ia harus dibimbing dengan sebenar-benarnya untuk memperlajari agama Islam. Jangan nanti malam dilepas dan dibiarkan begitu saja," harapnya mendampingi Yogi.

Sementara itu Yogi menegaskan masuk Islam karena memang keinginan sendiri.

Bahkan, sebelumnya ia sering belajar tentang Islam secara sendiri. Ia menegaskan masuk Islam karena ingin masuk surga nantinya.

Baca: Penasaran Siapa Orang Pertama yang Menciptakan Selfie di Dunia? Ini Dia Sosoknya

Di hadapan awak media ketika ia diminta melantunkan ayat Alquran dan doa dalam Islam, ia pun langsung melakukannya tanpa teks.

Ternyata ia sudah cukup banyak hafal ayat Alquran dan doa dalam Islam.(tribunpontianak/subandi)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved