Model Cantik Ini Tiba-tiba Pingsan Saat Bernyanyi, Kabar Berikutnya Sangat Memilukan

Model Cantik Ini Tiba-tiba Pingsan Saat Menyanyi, Kabar Berikutnya Sangat Memilukan

Editor: taryono
Steven L/coverage.my

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, SINGAPURA - Seorang model cantik berusia 28 tahun tiba-tiba pingsan saat menyanyi di sebuah lounge karaoke bersama teman-temannya, 12 Desember lalu.

Separuh tubuhnya tiba-tiba merasa mati rasa, disertai sakit kepala.

Baca: Usai Ibadah Umrah, Kedua Orangtua Ini Hanya Memandikan Jenazah 3 Anaknya

Model bernama Karen Stella Wong ini kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Singapura (SGH).

Namun nyawanya tak bisa diselamatkan. Karena meninggal setelah koma selama tiga hari, demikian koran berbahasa Chuina, Shin Min Daily News melaporkan, Selasa (26/12).

Ayahnya, Laurence Wong kepada The Straits Times merngatakan, penyebab kematiannya adalah perdarahan intraserebral akut.

Perdarahan terjadi di dalam tengkorak.

Selain model, Karen juga seorang konsultan pemasaran dan menjadi model untuk telekomunikasi Singtel.

Wong membantah bahwa putrinya meninggal akibat bernyanyi dengan suara yang terlalu tinggi, seperti informasi sebelumnya.

Baca: Rina Nose Terus Di-bully Netizen lalu Gelar Sayembara, Ini yang Terjadi Kemudian

Wong mengatakan, keluarganya tidak mengetahui riwayat medis Karen tersebut.

"Keluarga saya tidak memiliki riwayat perdarahan intraserebral akut. Sesekali dia memang sakit kepala seperti orang normal," kata pria berusia 60 tahun ini kepada The Straits Times.

Dokter SGH mengatakan bahwa sakit kepala yang umum bisa menjadi gejala," kata Wong.

Namun, sebelum meninggal dunia, ada keputusan mulia yang dibuat oleh Karen, yakni menyumbangkan ke dua ginjal dan hatinya.

Wong sendiri awalnya sempat berdiskusi panjang tentang donasi organ tubuh ini dengan istrinya.

Namun akhirnya mereka sepakat untuk menyumbangkan dua ginjal dan hati putri semata wayangnya itu.

"Saya mendengar mereka berhasil melakukan transplantasi pada tiga pasien, dan saya merasa ini merupakan restu yang setidaknya bisa menyelamatkan tiga orang," kata Wong.

Karena dikremasi pada 20 Desember. Anak tunggalnya ini, kata Wong, sangat dekat dengan ibunya, sehingga kematian sang putri membuat istrinya sangat terpukul.

"Mereka (selema ini) seperti saudara perempuan, bagaimana dia bisa menanganinya? Saya terpaksa menempatkannya di rumah keluarga untuk sementara waktu," katanya.

"Ini sangat sulit bagi saya. Saya menangis selama dua hari. Tapi saya katakan pada diri sendiri bahwa saya harus kuat untuk istri dan ibu saya. Ibu saya belum tahu, dia tidak membaca koran."

Wong mengatakan putrinya adalah seorang gadis ceria yang suka bercanda.

"Dia tidak memberi saya banyak masalah," katanya. "Saya baru ingat saat terakhir dia meninggalkan rumah, berkata 'ayah saya keluar', dan dia masih bercanda dengan pembantu dan ibu saya," katanya.

(Tribun Batam/Alfian Zainal)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved