Wanita Ini Harus Membawa Tas Agar Tetap Hidup, Kisahnya Memilukan
Seorang wanita harus membawa tas agar tetap hidup. Ibu dua anak itu belum lama ini menjalani operasi yang sangat radikal, untuk
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ESSEX – Tinggal di Essex, Inggris, seorang wanita harus membawa tas agar tetap hidup.
Hal itu mesti dilakukan wanita tersebut karena tas itu berisi jantung buatan miliknya.
Wanita tersebut bernama Selwa Hussain (39).
Ibu dua anak itu belum lama ini menjalani operasi yang sangat radikal, untuk menyelamatkan nyawanya.
Operasi itu berakibat ia harus membawa-bawa jantungnya dalam sebuah tas gendong atau ransel.

Operasi yang sangat tidak biasa yang belum pernah seorangpun alami, dengan situasi yang sama seperti Selwa.
Baca: Penerimaan CPNS 2018, Simak Baik-baik Pesan Menteri Asman Buat Calon Pendaftar
Dalam ransel yang mesti dibawanya, terdapat sebuah baterai seberat 6,8 kilogram (kg), sebuah motor elektrik, dan sebuah pompa.
Ketiga alat itu berfungsi untuk mengalirkan udara lewat pipa, untuk menghidupkan bilik plastik di dadanya, yang akan mengantarkan darah ke seluruh tubuhnya.
Alhasil, Selwa Hussain harus membawa tas agar tetap hidup.
Cerita Selwa yang mengherankan itu dimulai pada enam bulan lalu, ketika tiba-tiba, ia mengalami kesulitan bernapas.
Ia menyetir sendiri ke rumah dokter keluarganya, yang berjarak sekitar 180 meter dari rumahnya.
Dari sana, Selwa Hussain dikirim ke rumah sakit setempat.
Di mana, ia dikatakan menderita kegagalan jantung yang parah.
Itu menjadi cerita awal Selwa sebelum akhirnya kemudian, ia harus membawa tas agar tetap hidup.
Selepas dari peristiwa tersebut, empat hari kemudian, Selwa Hussain segera dilarikan ke rumah sakit terkenal di dunia, Rumah Sakit Harefield dengan ambulans.
Baca: Istri Cantik Gubernur Lampung Minta Ini ke Suaminya di Awal 2018
Sementara, ahli kardiologi berjuang agar ia tetap hidup.

Selwa Hussain terlalu lemah untuk bertahan hidup dengan mesin pendukung hidup, untuk membantu masalah jantungnya.
Ia juga terlalu lemah untuk mendapat sebuah transplatasi jantung.
Dengan kondisinya yang terus menurun, sang suami Al setuju istrinya diberikan sebuah jantung buatan.
Jantung asli Selwa Hussain dikeluarkan, dan ahli bedah menggantinya dengan sebuah implant jantung buatan, dan unit khusus di punggungnya.
Ransel wanita itu berisi dua set baterai untuk mengidupkan mesin.
Dan, unit keduanya disiapkan di ransel lainnya bila mesin pertama tidak berfungsi.
Al atau orang lain yang merawat Selwa Hussain harus terus menerus di sampingnya.
Jika ada masalah, mereka hanya punya aktu 90 detik untuk menghubungkan Selwa ke mesin cadangan.
Baca: Pemakaian PRIO Plan Dapat Diskon 50 Persen Sepanjang 2018
Selwa Hussain sudah berbulan-bulan bertahan hidup dengan "jantung di dalam tasnya" itu.
Ia harus membawa tas agar tetap hidup.
Jantung buatan itu mengalirkan darah ke seluruh tubuhnya 138 bit per menit, dengan suatu irama yang membuat jantungnya berdetak.
Alat itu terus memompa dan menimbulkan bunyi dari motor di ransel, yang disandangnya ke manapun ia pergi, atau diletakkan di lantai bila ia ada di rumah.
Dua pipa plastik besar terhubung ke ransel keluar dari tubuhnya, melalui lubang di perut dan naik ke dadanya.
Kemudian, kedua pipa itu mengisi dua balon di dalam rongga dadanya dengan udara, yang bekerja sebagai bilik jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuhnya.
“Aku sangat sakit sebelumnya, dan setelah operasi mesin ini mengambil alihnya, sehingga aku cukup sehat untuk pulang ke rumah,” cerita ibu dari anak laki usia 4 tahun dan anak perempuan usia 18 bulan.
Ahli yang memeriksa kegagalan jantung Selwa Hussain menyimpulkan bahwa wanita itu mengalami suatu kondisi yang disebut cardiomyopathy.
Itu adalah kasus yang sangat langka yang dipicu kehamilan.
Ketika Selwa kali pertama mengeluhkan rasa sakit di dadanya di awal tahun, GP salah menduga ia menderita masalah pencernaan.
Jantung buatan Selwa Hussain seharga 86.000 poundsterling atau Rp1,7 miliar itu dibuat sebuah perusahaan Amerika Serikat.
Operasi pemasangannya berlangsung selama enam jam oleh ahli bedah Diana Garcia Saez.
Ia didampingi oleh kepala operasi transplantasi di Rumah Sakir Harefield, Andre Simon.
Dilansir situs MailOnline pada pekan lalu, Harefield Hospital adalah satu-satunya rumah sakit di Inggris yang menggunakan alat tersebut.
“Operasi berjalan lancar dan pemulihan Selwa sangat bagus,” kata Andre Simon.
Hanya ada satu orang lainnya di Inggris yang pulang ke rumah dengan sebuah jantung buatan.
Operasi itu adalah melanjuti operasi di Rumah Sakit Papworth di Cambridgeshire pada 2011 lalu.
Setelah menunggu dua tahun, seorang pria usia 50 tahun sukses menjalani operasi transplantasi jantung, dan ia masih hidup hingga sekarang.
Baca: Tewas Saat Bersetubuh dengan Pacarnya, Wanita 16 Tahun Alami Keracunan
Harapannya, Selwa juga akan mendapatkan sebuah transplantasi jantung.
“Rumah Sakit Harefield benar-benar luar biasa. Mereka datang dengan sebuah solusi yang membuatku tetap hidup untuk melihat Tahun Baru bersama keluargaku. Aku benar-benar bersyukur,” tutup Selwa Hussain, yang masih harus membawa tas agar tetap hidup.
Artikel ini telah dipublikasikan di Intisari dengan judul "Demi Bertahan Hidup, Wanita Ini Harus Membawa Jantungnya di Dalam Ransel Kemanapun Dia Pergi"