Guru Honorer Ini Sodomi 41 Anak, Ternyata Ajian Semar Mesem Hanya Akal-akalan
Guru Honorer Ini Sodomi 41 Anak, Ternyata Ajian Semar Mesem Hanya Akal-akalan
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Wawan Sutiono alias Babeh bikin geger publik.
Guru honorer dari Kampung Sakem, Desa Tamiang, Kecamatan Gunung Kaler, Tangerang, ditangkap polisi.
Pasalnya, pria berusia 49 tahun itu dituduh menyodomi anak-anak.
Tak tanggung-tanggung, korban hingga berita ini ditulis mencapai 41 anak.
Baca: Ditinggal Om Sebulan, Mahasiswi Bispak Kasih Layanan Free ke Driver Ojol, Jawaban Driver Bikin Kaget
Kasus ini terbongkar setelah salah satu orangtua korban melapor ke polisi, tepatnya pada 20 Desember 2017.
Setelah itu, menyusul laporan hingga menjadi 25 anak.
Lalu bertambah lagi bertambah lagi 41 orang dan 29 di antaranya sudah divisum.
Polresta Tangerang pun membuka posko pengaduan kalau-kalau ada lagi korban yang mau melaporkan.
Sejak kapan Babeh melakukan aksinya ini?
Kapolresta Tangerang, Kombes Sabilul Alif mengatakan, pelaku sudah beraksi sejak April 2017.
Namun, baru terungkap setelah salah seorang korban memberanikan diri menceritakan tindak kekerasan seksual dialami kepada orangtuanya.
Baca: 10 Fakta tentang Samantha Robot Seks yang Suka Disentuh, No 3 Selalu Mengundang Gairah Laki-laki
"Dari keterangan pelaku, anak-anak memang sering mendatanginya di gubuk yang didirikannya untuk belajar ajian semar mesem yang bisa mengobati penyakit. Syaratnya mereka harus bayar atau mau disodomi," tuturnya pada Kamis 4 Januari 2018.
Bagaimana modusnya?
Ajian semar mesem adalah semacam mantra pelet pengasih yang dipercaya bisa memikat lawan jenis.
Babeh diduga menggunakan modus itu sehingga anak-anak tertarik mempelajarinya.
Tapi, mereka harus rela disetubuhi “sang guru”.
"Modus yang dilakukan pelaku dengan cara memberikan janji tipu daya bahwa anak-anak akan diberikan kesaktian, ada yang dijanjikan ilmu kebal, kemampuan untuk menarik perhatian lawan jenis sehingga banyak korban yang tertarik,” kata Kapolda Banten, Brigjen Listyo Sigit Prabowo.
Anak-anak lingkungan sekitarnya berdatangan silih berganti ke gubuk Babeh di lahan persawahan Kampung Jawaringan, Desa Sukamanah, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang.
Terlebih tersangka mengaku sebagai ustaz yang bisa mengajarkan anak-anak mengaji.
Baca: 3 Film Hollywood Cinta Laura yang Akan Tayang di 2018, Ini Bocoran Peran dan Judulnya
Dikenal Rajin Mengaji
Menurut Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Tangerang, Nadli Rotun, tersangka memang dikenal rajin mengaji.
“Tiap jumatan jam 10 sudah di masjid, sering bantu bersihin masjid dan suaranya dikenal sangat merdu saat mengaji,” kata dia.
Itulah yang membuat anak-anak tertarik datang kepadanya agar diajarkan mengaji dan diberi ilmu pengasih.
Nadli Rotun mengatakan, korban pelecehan seksual Babeh rata-rata berusia 6 sampai 15 tahun.
“Semuanya berjenis kelamin laki-laki. Bahkan ada satu keluarga yang tiga anaknya semua menjadi korban sodomi pelaku," ujarnya.
Sebelum disodomi, biasanya korban diminta menelan butiran besi kecil atau gotri agar proses transfer “ilmu kebal” dari tersangka lebih mudah.
Akibatnya, para korban mengalami muntah-muntah dan anus mereka berdarah.
"Tiap anak ini paling sedikit itu disodomi sebanyak tiga kali dan sebanyak itu pula gotri ditelan,” ungkap Nadli Rotun.
Begini modusnya
Kepada polisi, Babeh mengakui kalau modus itu hanya akal-akalannya saja, “biar saya terlihat betul betul seperti orang yang mempunyai ilmu pemikat dan kebal."
Tindakan Babeh terhadap anak-anak mengundang kutukan dan kecaman dari berbagai pihak.
“Kami kecewa terhadap kasus sodomi yang dilakukan seorang guru terhadap anak-anak,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Yohana Yembise seperti dikutip dari Antara.
“Saya meminta agar aparat penegak hukum memberikan hukuman yang berat sesuai tindakan tersangka," lanjutnya. (*)