Berita Terkini Nasional

Tunggui Jasad Ibunya yang Meninggal Membusuk, Kakak Adik Tidak Makan 28 Hari

keduanya tidak makan selama 28 hari saat menjaga jasad ibunya bernama Setianingsih (51) yang meninggal membusuk.

Editor: taryono
KOMPAS.COM/SLAMET PRIYATIN
BERKUNJUNG : Putri Setya Gita Pratiwi, saat dijenguk oleh bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari di RS. Muhamadiyah Boja Kendal. Tunggui Jasad Ibunya yang Meninggal Membusuk, Kakak Adik Tidak Makan 28 Hari. 

Ringkasan Berita:
  • Kakak beradik, Putri (23) dan Intan (17), ditemukan lemas di rumah mereka di Dukuh Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, 
  • Kendal, setelah 28 hari tidak makan. Mereka menjaga jasad ibu mereka, Setianingsih (51), yang telah meninggal dan membusuk. 
  • Kepala Desa Bebengan, Wastoni, yang menemukan mereka, menduga anak-anak tersebut sudah tahu bahwa ibunya telah meninggal, namun tetap bertahan di rumah tanpa makan selama hampir sebulan.

Tribunlampung.co.id, Jateng - Kakak adik bernama Putri (23) dan Intan (17) ditemukan dalam kondisi lemas di rumahnya Dukuh Somopuro, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah.

Pasalnya, keduanya tidak makan selama 28 hari saat menjaga jasad ibunya bernama Setianingsih (51) yang meninggal membusuk.

Hal tersebut diungkap oleh  Kepala Desa Bebengan, Wastoni yang menemukan ketiganya dalam rumahnya.

Melansir Tribun Jateng, Wastoni menyebut jika anak almarhumah diduga sudah tahu jika Setianingsih meninggal dunia.

Namun kedua anak itu tak bilang ke tetangga karena menuruti pesan sang ibu.

Yaitu tak boleh minta tolong kepada warga.

Saat ditemukan, asad Setianingsih hanya ditutupi kain berada di ruangan berbeda dengan kedua anaknya.

"(Dua anak berada dekat ibu ) Iya, tapi lain ruangan. Kemudian anaknya itu, (ibu) meninggal, tahu, tahunya sudah (ibu) meninggal, ditutup dengan kain-kain. Dan pesan terakhir ibu, kalau ada apa-apa ndak usah ngomong dengan tetangga. Maka anaknya kepatuhan betul-betul, apa pesan dari ibu, tidak berani sambat sebut ke tetangga,” ucap Wastoni kepada Tribun Jateng.

Sementara itu, Wastoni mengatakan jika kehidupan sehari-hari Setianingsih normal saja.

"Kehidupan sebelum ini norma-normal aja, PKK ikut, pengajian ikut, memang dia tertutupnya, dia menjaga jangan merepotkan dengan tetangga lain, dia merasa bukan saudara sekandung (dengan warga), dia pendatang. Kecil hati untuk menyampaikan hal itu," ucapnya.

Warga sendiri sempat curiga karena rumah Setianingsih tidak dibuka.

Namun listrik masih dinyalakan saat magrib hingga jam 9 malam.

Wastoni juga menyebut jika anak korban masih keluar membeli kue sekitar tanggal 10 Oktober 2025.

"Ada warga yang mengetahui anak almarhum belanja kue untuk makan di dalam. Dan ibunya masih sempat makan, artinya informasi dari anak (meninggall) tanggal 4 kurang benar. Belinya kue sekitar tanggal 10, 11, 12. Anaknya menyampaikan meninggalnya 13 Oktober," ucap Wastoni.

Wastoni juga menanggapi kabar kedua anak almarhumah yang tidak makan hingga satu bulan.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved