Berita Terkini Nasional

Joko Witanto, Otak Komplotan Calo Akpol yang Ternyata Hanya Seorang Sopir

Peran empat pelaku penipuan modus calo masuk Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah.

Editor: taryono
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KORBAN PENIPUAN - Dwi Purwanto warga Pekalongan menunjukan foto Alex (mengenakan pakaian berwarna putih) dan Agung (baju hitam), dua pelaku penipuan rekrutmen taruna Akpol, Rabu (22/10/2025). Dwi juga membawa map berwarna merah muda berisikan kronologi kejadian tersebut. 

Ringkasan Berita:
  • Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengungkap empat pelaku penipuan calo masuk Akpol Semarang: Joko Witanto (44), Aipda Fachrorurohim (41), Bripka Alexander Undi Karisma (38), dan Stephanus Agung Prabowo (55). 
  • Joko menjadi otak dan koordinator, meraup keuntungan terbesar dari total Rp2,6 miliar. 
  • Ia dikenal sebagai penipu ulung dengan banyak identitas palsu, termasuk kartu dan lencana TNI, BIN, hingga Badan Penelitian Aset Negara.

Tribunlampung.co.id, Jateng - Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio mengungkap peran empat pelaku penipuan modus calo masuk Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Jawa Tengah.

Ketiganya yakni sopir bernama Joko Witanto (44), sopir, dan Kepala SPKT Polsek Paninggaran Aipda Fachrorurohim (41), anggota Polsek Doro Bripka Alexander Undi Karisma (38), dan Stephanus Agung Prabowo (55), bekerja di bidang keuangan.

Melansir Tribun Jateng, Joko Witanto disebut menjadi dalang sekaligus koordinator lapangan. 

Dia juga mendapatkan jatah paling besar dari hasil kejahatan yang mencapai Rp 2,6 miliar.

Joko Witanto ternyata juga dikenal sebagai penipu ulung.

Dia memiliki banyak identitas palsu mulai dari kartu anggota dan lencana palsu dari lembaga TNI, Badan Intelijen Negera (BIN), hingga Badan Penelitian Aset Negara.

"Otak kejahatan kasus ini adalah JW (Joko Witanto). Dia bersama tersangka lainnya sudah saling kenal saat ada acara di Semarang. Mereka lantas merencanakan aksi kejahatan tersebut," ucap Dirreskrimum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio kepada Tribunjateng.com, Rabu (5/11/2025).

Peran Pelaku

Para tersangka memiliki peran masing-masing dalam menjalankan aksi kejahatannya. 

Dua polisi bertugas mencari para korban hingga bertemulah dengan D. Korban sangat menginginkan anak laki-lakinya menjadi polisi. 

Aipda Fachrorurohim dan Bripka Alexander kemudian mempertemukan korban D dengan dua tersangka lainnya Stephanus dan Joko Witanto.

Pertemuan itu berlangsung antara Desember 2024 hingga April 2025 di Kabupaten Pekalongan dan Kota Semarang.

Selama pertemuan itu, Stephanus Agung Prabowo berlagak menjadi adik Kapolri.

Dalam aksinya, dia dibantu Joko Witanto yang mengaku mengenal berbagai pejabat penting di kepolisian dan TNI, bahkan pemerintahan.

Joko juga menyodorkan foto-fotonya saat dirinya berfoto dengan para pejabat tersebut.

Kombes Pol Dwi mengatakan, untuk memuluskan aksinya, tersangka Stephanus Agung Prabowo mengaku sebagai adik Kapolri.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved