Keberanian Honda Recall Patut Diapresiasi
Pihak Honda juga secara terbuka menyatakan recall dilakukan karena adanya permasalahan sistem pengereman kendaraan-kendaraan tersebut.
Penulis: Ferika Okwa Romanto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Ferika Okwa Romanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Kampanye product update (PUD) secara nasional yang digagas PT Honda Prospect Motor (HPM) mendapat apresiasi.
Mengapa demikian? Sebab, sebagai salah satu brand ternama di Tanah Air, HPM berani mengambil risiko di tengah ketatnya persaingan otomotif di Tanah Air.
Menurut Ketua Umum Forum Otomotif Lampung Riga Infansyah, proses recall lima kendaraan ini pasti memunculkan pro dan kontra di masyarakat. Khususnya bagi pengguna lima jenis kendaraan yang di-recall.
Baca: Recall Disambut Baik Pemilik Honda di Lampung
Sebagian kalangan bisa jadi merasa heran atas recall ini. Karena, mobil sudah diproduksi dan dipasarkan sejak tahun 2014 tapi baru sekarang tahun 2018 ini diketahui terjadinya permasalahan pada sistem pengereman, yang notabene merupakan komponen krusial pada kendaraan.
”Walaupun begitu, recall ini menunjukkan Honda tetap peduli atas kendaraan yang sudah dijual kepada masyarakat. Meskipun sudah dalam kurun waktu cukup lama, yakni tahun produksi 2014,” kata Riga, Sabtu, 27 Januari 2018.
Pihak Honda juga secara terbuka menyatakan recall dilakukan karena adanya permasalahan sistem pengereman kendaraan-kendaraan tersebut. Sehingga diharapkan para pemilik kendaraan yang kena recall segera memeriksakan kendaraannya ke diler-diler Honda.
Baca: Fortuner dan Kijang Innova Aman Recall
”Ini suatu langkah positif. Sebab, tidak sedikit pemilik kendaraan yang awam terhadap komponen- komponen pada kendaraannya. Apalagi, jika kondisinya masih baru,” lanjutnya.
Bilapun ada pengecekan atau perawatan, umumnya pemilik kendaraan cuma memerhatikan komponen yang sederhana saja, tidak sampai ke sistem pengereman ini.
Padahal, sistem pengereman sangat vital. Khususnya, untuk penunjang keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Dengan adanya informasi ini, maka pengguna otomatis akan cepat-cepat melakukan perbaikan secepat mungkin.
Sebenarnya, informasi seputar perbaikan atau recall bukan kali ini saja terjadi. Sejumlah brand lainnya juga mengalami dan melakukan hal serupa. Tujuannya memberi kenyamanan, keamanan, dan profesionalisme untuk layanan purna jual kendaraan.
”Pertanyaannya, mengapa baru sekarang proses recall dilakukan? Jawabannya, karena umumnya brand menampung masukan, kritik, dan saran dari pengguna kendaraan. Kemudian, mereka melakukan riset hingga langkah pembenahan melalui sistem recall ini,” jelas Riga.
Di kalangan komunitas otomotif, kerap terjadi sharing tentang kelebihan dan kekurangan kendaraan. Dan, tidak jarang pula sejumlah brand kendaraan meminta kritik, saran, dan masukan itu dari kalangan komunitas.
Itulah yang menjadi landasan bagi sebuah brand untuk melakukan riset, pembenahan, dan perbaikan kendaraan purnajual. (*)
