Berani Gebrak Meja di Hadapan Presiden Soeharto, Ternyata Jenderal Ini Simpan 3 Jimat

Berani Gebrak Meja di Hadapan Presiden Suharto, Ternyata Jenderal Ini Simpan 3 Jimat

Editor: wakos reza gautama
M Jusuf dan Soeharto 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Prof Salim Haji Said, Ph.D, dalam bukunya berjudul: Menyaksikan 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto, menceritakan tentang jenderal-jenderal TNI di sekeliluing presiden ke-2 RI itu.

Salah satu sosok yang ditulis apik oleh Salim Said adalah mantan Panglima TNI ( (saat itu masih bernama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau ABRI), Jenderal Muhammad Jusuf.

Baca: Ini Yang Terjadi Pada Pria yang Menantang Ustaz Abdul Somad, Nasibnya Kini Mengenaskan!

Dia dilantik tahun 1978 sebagai Menhankam/Pangab.

Banyak yang kaget atas pengangkatan ini sebab Jenderal Jusuf sudah hampir 14 tahun tidak berkarir di ABRI.

Sejak tahun 1965, dia sudah menjadi menteri perindustrian.

Namun Soehartolah yang punya kuasa. Maka jadilah M Jusuf Panglima ABRI.

Menariknya dalam perjalanannya sebagai Panglima ABRI, Jenderal Jusuf ‘bergerilya’ ke barak-barak tentara di berbagai daerah.

Tak heran jika Panglima yang satu ini sangat dicintai prajuritnya.

Salim Said menulis popularitas Jenderal Jusuf bahkan menyaingi Soeharto kala itu.

Kabarnya, hal ini membuat Soeharto sempat ‘cemburu’ melihat popularitas jenderal dari Bugis itu.

Tak hanya dicintai prajuritnya Jenderal Jusuf juga dikenal tegas dan tak ada rasa takut.

Dikisahkan suatu waktu ada pertemuan di kediaman pribadi Presiden Soeharto, di Jalan Cendana, Jakarta Pusat.

Pertemuan ini dihadiri sejumlah pejabat tinggi negara.

Baca: Ajaib! Bayi Yang Ada Dalam Kandungan Ini Selamat Dari Kecelakaan Hebat Meski Sang Ibu Tewas

Baca: Jumpa Mahasiswa Lampung Asal Thailand Jadi Awal Curhat Perempuan Ini

"Adalah Mendagri (Jenderal Amir Mahmud) yang bicara pertama kali, (bahwa) dengan semakin populernya Jenderal Jusuf selaku Menhankam/Pangab, maka diduga ada 'ambisi-ambisi tertentu Jenderal Jusuf yang perlu ditanyakan kepada yang bersangkutan.”

Jenderal M Jusuf
Jenderal M Jusuf ()

“Tiba-tiba Jenderal Jusuf mengebrak meja dengan tangannya. Dengan suara keras, dia berkata: Bohong! Itu tidak benar semua. Saya ini diminta untuk menjadi Menhankam/Pangab karena perintah Bapak Presiden."

"Saya ini orang Bugis. Jadi, saya tak tahu arti kata kemanggulangan yang bahasa Jawa itu. Tapi, saya laksanakan perintah itu sebaik-baiknya tanpa tujuan apa-apa," tulis Salim Said.

Gebrakan meja Jenderal Jusuf mengejutkan semua yang hadir.

Soeharto langsung membubarkan pertemuan yang baru beberapa menit berlangsung di kediaman pribadinya itu.

Konon sejak itu hubungan Jenderal Jusuf dengan Soeharto mulai dingin.

Jenderal Jusuf jarang mengikuti sidang kabinet yang dipimpin Soeharto di Bina Graha.

Jenderal Jusuf lebih sering mengutus Wakil Pangab dan Panglima Kopkamtib, Laksamana Sudomo, sebagai wakilnya untuk ikut sidang kabinet.

M Jusuf tak pernah jadi Wapres, apalagi presiden.

Dia digeser Soeharto menjadi Kepala Badan Pemeriksa Keuangan.

Setelah itu sang jenderal memilih pulang kampung ke Makassar dan mengurusi masalah agama.

Dia meninggal 8 September 2004.

Dikutip dari wikipedia, Jenderal TNI (Purn.) Andi Muhammad Jusuf Amir lahir di Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan, 23 Juni 1928 .

Pada umur 76 tahun ia meninggal dunia.

Jenderal M. Jusuf adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia.

Baca: Curhat di Facebook Sambil Menangis, Perempuan Warga Thailand Ini Ingin Pulang ke Mesuji

Baca: Sudah Bintangi 200 Film, Artis Porno Ini Blak-blakan Soal Kejantanan Lawan Mainnya di Ranjang

Ia juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis, hal ini dapat dilihat dengan gelar Andi pada namanya.

Akan tetapi ia melepaskan gelar kebangsawanannya itu pada tahun 1957 dan tidak pernah menggunakannya lagi.

Dalam posisi pemerintahan ia pernah menjabat sebagai Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan dan Keamanan pada periode 1978 - 1983.

Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada periode 1964 - 1974 dan juga Ketua  Badan Pemeriksa Keuangan periode 1983 - 1993.

Kakak Angkat Ahok Ungkap 3 ‘Jimat’ Petta Ucu

Oleh keluarganya jenderal Jusuf lebih dikenal dengan Sapaan Petta Ucu.

Keponakan Jenderal Muhmmad Jusuf, Andi Analta Amier menceritakan ada 3 filosofi hidup dan cara kerja pamannya.

Inilah yang selalu dipegang sang jenderal layaknya 'jimat'.

Apa tiga prinsip hidup itu?

Baca: Lagi, Kebakaran Melanda Way Halim

Baca: Banyak TKI Ilegal, Begini Kata Pengamat

"Petta Ucu itu, selalu mengajari kami, hidup itu dimulai dari lempu (kejujuran), warani (berani), dan taro ada taro gau atau getteng (amanah)."

"Kalau kau jujur, maka kau akan berani, jika kau jujur dan berani, maka kau akan amanah," ungkapnya.

Andi Analta sendiri tak lain adalah kakak angkat Ahok.

Menurut Analta, Ahok sangat terinspirasi dengan kejujuran dan keberanian Jenderal Jusuf. (Tribun Timur)

Artikel ini telah dipublikasikan di Tribun Timur dengan judul "Pernah Gebrak Meja di Rumah Soeharto, Terungkap inilah 3 ‘Jimat’ Jenderal Jusuf"

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved