5 Fakta Menarik "Tuyul" yang Dipakai Taksi "Online" , Bisa Bikin Tajir dalam Waktu Singkat

5 Fakta Menarik "Tuyul" yang Dipakai Taksi "Online" , Bisa Bikin Tajir dalam Waktu Singkat

Editor: taryono
thelovingmum.sg
Tujuh supercar yang bisa ditumpangi gratis lewat aplikasi GrabTaxi di Singapura. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap AA (24), seorang pria yang menawarkan jasa pemasangan aplikasi "tuyul" untuk taksi dan ojek online. 

AA memasang tarif Rp 100.000 untuk setiap pemasangan tuyul. AA melibatkan seorang wanita berinisial MCL (34) untuk memasarkan jasanya kepada para pengemudi online tersebut. 

Kepada polisi, AA mempelajari pemasangan tuyul ini secara otodidak. Menurut AA, pemasangan tuyul cukup mudah dan hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.

Baca: Terbongkar, Modus Taksi dan Ojek Online Buat Order Fiktif Pakai Tuyul, Jangan Ditiru!

AA memiliki cukup banyak pelanggan, di antaranya 10 pengemudi taksi dan ojek online yang kini diamankan Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya berinisial RJ, GJH, YR, FA, D, ET, PA, M, FF, dan PE.

Berikut lima fakta menarik terkait pemakaian aplikasi tuyul yang dirangkum Kompas.com.

1. Tak perlu angkut penumpang

Menurut FA, dengan aplikasi ini, para pengemudi taksi online tak lerlu lagi repot-repot mengangkut penumpang. Hal ini terjadi karena aplikasi tuyul mampu memanipulasi pergerakan mitra gojek.

"Pertama kami tentukan lokasi dengan aplikasi fake GPS. Lalu, kami lakukan order fiktif, kami sendiri yang terima order dengan ponsel lain dan otomaris simbol mobil di aplikasi akan bergerak seolah-olah kami sedang melayani pelanggan," sebutnya ketika ditemui, Kamis (1/2/2018).

Baca: Penyidik KPK Alami Kejadian Aneh Saat Geledah Vila Mewah Zumi Zola, Merinding

Ia mengatakan, dengan begitu, para pengguna aplikasi tuyul cukup berada di satu tempat untuk melancarkan aksinya.

Pengguna tuyul pun dapat menentukan waktu order dengan bonus tinggi. Misalkan saja pada jam-jam sibuk dan saat turun hujan.

2. Tak perlu sediakan kendaraan

Di aplikasi Grab, FA tercatat sebagai mitra GrabCar. Namun, pria itu tidak membutuhkan mobil untuk melakukan aksinya. Dia juga memang tidak punya mobil.

Menurut FA, tanpa memiliki kendaraan sekalipun, pengguna aplikasi tuyul dapat menjalankan aksinya. Ia tinggal membuat order dari akun yang berbeda dan menerima order tersebut melalui akunnya yang lain.

Baca: Dikartu Kuning Ketua BEM UI, Ini Balasan Menohok Presiden Jokowi

Otomatis, gambar kendaraan dalam aplikasi taksi atau ojek onlinedapat bergerak menuju lokasi tujuan meskipun FA tak melakukan perpindahan lokasi.

3. Ada komunitasnya

FA mengaku para pengguna aplikasi tuyul memiliki komunitas. Ia bahkan mengaku menyewa rumah kontrakan di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.

"Kami sewa kontrakan 6 bulan, biayanya Rp 20 juta. Kami bayarnya iuran saja, seikhlasnya. Kami ada 10 orang di sana," ujar FA.

Menurut FA, tak ada yang mengoordinasi hingga terbentuk perkumpulan ini. Menurut dia, perkumpulan para mitra ojek online ini terbentuk begitu saja atas dasar kesamaan nasib.

4. Gunakan 170 ponsel

Dalam komunitasnya, lanjut FA, ada 170 ponsel yang dibeli dengan cara iuran sukarela. Setiap ponsel dibuat satu hingga dua akun pelanggan.

"Kalau akun pelanggannya banyak jadi kelihatan ganti-ganti pemesannya, jadi enggak dicurigai perusahaan," katanya.

Ia mengatakan, 170 ponsel tersebut digunakan secara bergantian. Para pengguna tuyul pun kerap menghapus dan membuat kembali akun pelanggan untuk membuat pelanggan order fiktifnya lebih variatif.

5. Penghasilan fantastis

Dengan tuyul, FA mengaku mendapat keuntungan hingga Rp 10 juta per bulan tanpa harus repot-repot mengantarkan penumpang dengan menggunakan aplikasi tersebut.

FA mengatakan, dengan menggunakan aplikasi tuyul itu, dalam sehari, ia dapat membuat lima hingga enam order fiktif dalam rentang waktu pukul 14.00 hingga pukul 16.00. Artinya, hanya butuh waktu dua jam.

Hal itu bisa dilakukan karena para pengguna aplikasi tuyul biasanya memiliki lebih dari satu ponsel yang dapat dijalankan bersamaan.

Ia mengatakan, keuntungan itu jauh lebih besar dibandingkan dengan sebelum menggunakan aplikasi pembuat order fiktif tersebut.

"Dulu saya kan mitra taksi online, saya enggak punya mobil, lalu sewa sehari Rp 200.000. Belum lagi beli bensinnya. Buat narik 6 penumpang (6 perjalanan) butuh waktu seharian," katanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved