Banjir Jakarta, Wanita Ini Pilih Selamatkan Laptop Dibanding Ijazahnya, Tak Diduga Ini Alasannya
Uni yang awalnya enggan untuk melakukan evakuasi barang-barangnya, berubah pikiran ketika banjir semakin tinggi.
Petugas terpaksa mematahkan dahan-dahan pohon jambu yang menghalangi akses perahu karet, menggunakan tangan kosong.
Setelah berjuang melewati rintangan itu, petugas sampai di rumah Uni.
Ketika itu, ketinggian banjir di area rumah Uni sudah menenggelamkan sebagian atap rumahnya.
"Kalau udah sampai sini berarti tiga meter, mas," kata Uni.
Dibantu petugas, Uni terpaksa memanjat atap rumahnya untuk sampai ke lantai dua.
Sambil menunggu Uni mengumpulkan barang-barangnya, petugas memotong jaring pembatas lapangan futsal untuk dijadikan akses evakuasi.
Hal ini dilakukan karena sempitnya akses tidak memungkinkan perahu berputar arah.
Jaring pembatas lapangan futsal itu dipotong menggunakan sebuah gunting milik Uni.
Setelah selesai, Uni pun memanjat pagar beton lantai dua rumahnya dan berjalan menuruni atap.
"Udah, laptop aja, surat-surat dan ijazah biar di atas lemari," ujar Uni.
Petugas pun meminta Uni untuk menyelamatkan surat-surat berharga dan ijazah ketika masih sempat.
"Kalau nanti lemarinya terendam banjir, surat-surat dan ijazahnya bisa hanyut, Bu," ujar seorang petugas.
Meski telah diingatkan, Uni tetap yakin membiarkan surat-surat dan ijazahnya berada di atas lemari.
Namun, tiba-tiba Uni teringat kucing Angora miliknya masih terkurung di dalam kamar.
Uni pun langsung turun dari perahu karet dan memanjat atap rumahnya demi menyelamatkan kucing tersebut.