Kisah Pembudidaya Bunga Sedap Malam, Imlek Saat yang Tepat untuk Jual Sedap Malam
Imlek merupakan waktu yang paling menguntungkan untuk menjual Bunga Sedap Malam. Ini karena permintaan meningkat drastis.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG TRI YULIANTO
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Imlek merupakan waktu yang paling menguntungkan untuk menjual Bunga Sedap Malam. Ini karena permintaan atas bunga tersebut meningkat drastis, meskipun harganya menjadi lebih tinggi.
"Untuk harga, saat Imlek yang paling mahal. Kalau hari besar lainnya seperti Natal atau Idul Fitri, harganya sama dengan harian," ujar Supriyadi (47), pembudidaya Bunga Sedap Malam di Dusun Bapri, Pekon Wonoharjo, Kecamatan Sumber Rejo, Tanggamus, Minggu (11/2/2018).
Ia menjelaskan, harga jual Sedap Malam saat Imlek mencapai Rp 4.000 per batang. Nominal ini naik ketimbang hari biasa Rp 3.000 per batang.
Sedap Malam dijual dalam bentuk bunga segar yang biasanya menjadi pengharum alami di dalam rumah atau tempat ibadah. Sementara kebutuhan mingguan untuk rias pengantin.
Menurut Supriyadi, setiap menjelang Imlek, berapa pun hasil produksi Sedap Malam, pasti habis. "Sekarang semua bunga sudah dipesan. Sudah tidak ada lagi stok," katanya.
Menjelang Imlek, permintaan Bunga Sedap Malam bisa sampai 2.000 batang untuk sekali petik. Jumlah ini naik ketimbang hari biasa yang hanya antara 700 sampai 1.000 batang. Adapun panen rutin berlangsung sepekan dua kali.
"Sekarang, mau Imlek, tinggal petik. Masa mekar bunga bisa tahan seminggu. Jadi, sekarang ini waktunya (panen)," ujar Supriyadi yang telah menggeluti usaha tersebut sejak tahun 2012.
Supriyadi mengungkapkan, kebutuhan pasar paling tinggi ada di Bandar Lampung. Dari tiga penampung di Bandar Lampung, kata dia, barang dikirim lagi ke beberapa daerah di Lampung.
"Biasanya agen datang atau saya yang kirim ke Bandar Lampung," kata Supriyadi.
"Untuk beli eceran, biasanya (konsumen) dari sini saja. Itu juga tidak banyak. Paling cuma orang-orang dari Gisting," terang Supriyadi. (tri)
Tahan 1,5 Tahun
Budidaya Bunga Sedap Malam ini berawal ketika Supriyadi berdagang bunga tersebut.
Awalnya, Supriyadi sering membeli dari petani bunga. Namun, setelah mengenal para pelanggan di Bandar Lampung serta meredupnya petani bunga tersebut di Sumber Rejo, ia mulai berbudidaya.
"Kendala tidak ada. Ini lebih menguntungkan dibandingkan padi," ujarnya.