Ini Detik Detik Mobil Putra Tunggal Notaris Ternama di LampungTerbalik di Jalan Tol
"Awalnya nggak percaya tapi pas ada fotonya dan KTM, saya mulai cari info betul nggak, ya bisa dilihat sendiri di rumahnya sekarang,"
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - M Amirudin, mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) Semarang asal Lampung, tewas dalam kecelakaan lalu lintas tunggal di KM 11.00C/A.
Tepatnya dekat Exit Tol Gayamsari atau samping Waterblaster, Minggu (11/2), sekitar pukul 12.25 WIB.
Korban adalah mahasiswa Fakuktas Teknik Undip, Jurusan Teknik Mesin.
Dugaan sementara, korban tidak dapat menguasai mobilnya dan menabrak pembatas jalan tol.
Akibatnya korban terpental dari dalam mobil Jazz BE 2098 YT yang dikemudikannya.
Baca: Tepergok Bawa Softgun Modifikasi, Pria Asal Aceh Dibekuk
Mendengar kabar tersebut, rekan-rekan Amirudin di Lampung seakan tidak percaya.
Salah satunya Adam (18), rekan korban sejak di bangku Sekolah Dasar.
Adam pun mencoba memastikan informasi tersebut dengan mendatangi rumah korban yang terletak di Jalan Cengkeh, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.
"Kami ada info dari grup bahwa Polresta Semarang mempublish kecelakaan," ungkapnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (11/2).
Adam pun mengaku tidak percaya. Namun setelah melihat foto serta KTP dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) M Amirudin maka dia bergegas ke rumah korban.
"Awalnya nggak percaya tapi pas ada fotonya dan KTM, saya mulai cari info betul nggak, ya bisa dilihat sendiri di rumahnya sekarang, tapi sekarang orangtuanya sedang ke sana (Semarang)," tandasnya.
Informasi yang dihimpun Tribun, Amirudin merupakan anak tunggal dari Heri Afrizal.
Heri dikenal sebagai seorang notaris ternama di Bandar Lampung. Saat ini kedua orangtua korban dalam perjalanan menuju Semarang.
Baca: Waspada! Ini 10 Gejala Ginjal Anda Bermasalah
Muchtar, tetangga korban mengatakan, orangtua korban merupakan Notaris PPAT Heri Aprizal, Bandar Lampung. "Ayahnya ini Heri Aprizal, ya itu," katanya.
Menurut Muchtar, setelah mendapat kabar anaknya kecelakaan lalu lintas, kedua orangtua Amirudin ingin melihat langsung kebenaran kabar tersebut.
"Iya, ini orangtuanya sedang menuju ke Semarang naik pesawat, untuk melihat kebenarannya, kan ini masih simpang siur," ujarnya.
Masih kata dia, saat ini rumah yang di Jalan Cengkeh, Rajabasa sedang ditinggal oleh pemiliknya.
"Ini nggak ada orang sekarang di rumah ini, sudah berangkat siang tadi, kan dia (M Amirudin) itu anak tunggal," jelasnya.
Bahkan saat teman-teman Amirudin memasang bendera kuning, Muchtar juga melarang untuk memasang bendera tersebut.
"Jangan pasang (bendera kuning) jangan, soalnya Mama Amin belum percaya kalau dia meninggal, jadi nunggu kabarnya dulu saja," katanya.
Humas PT Jasa Marga Semarang, Riyono mengungkapkan, dari data yang dihimpun, korban diketahui masuk dari pintu tol Tembalang hendak menuju ke arah exit tol Gayamsari.
Sesampainya di TKP, mobil Jazz BE 2098 YT itu melaju dalam kecepatan tinggi.
"Pantauan CCTV, terlihat korban mengendarai mobil dalam kecepatan tinggi dan terlihat oleng. Mobil terpelanting setelah menabrak besi pembatas," terang Riyono.
Baca: 9 Alat Doraemon Ini Sekarang Benar-benar Ada, Mau Coba?
Riyono mengungkapkan, posisi korban sudah tergeletak di jalan dengan badan tertelungkup dan safetybelt masih melekat di samping korban.
Posisi tersebut ditemukan saat petugas Jasa Marga dan PJR Ditlantas Polda Jateng melakukan pertolongan pertama.
"Saat di TKP masih bernafas. Namun saat kita bawa ke rumah sakit, korban meninggal dunia dalam perjalanan," tambah Riyono.(nif/tribunnetwork)
Hendak Perbaiki Kamera
M Amirudin, mahasiswa Universitas Diponegoro yang dikabarkan meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di KM 11.00C/A, dekat Exit Tol Gayamsari atau samping Waterblaster, Minggu (11/2), ternyata hendak memperbaiki kamera.
Menurut Adam (18), sahabat Amirudin, korban mengendarai mobil Honda Jazz BE 2098 YT ke arah Gayamsari hendak memperbaiki kamerannya.
"Iya katanya mau benerin kamera mirrorlessnya," ujar Adam ditemui di rumah duka.
Adam mengatakan, saat itu korban seusai mengikuti kegiatan ikatan mahasiswa Lampung. "Kegiatannya nggak tahu, tapi kemungkinan juga dari Undip," katanya.
Adam mengatakan, selama ia mengenalnya Amirudin dikenal orangnya loyal dan royal.
"Amir itu orangnya loyal dan royal, sama teman itu baik," ungkapnya.
Masih kata dia, Amir juga dikenal cepat respons dan tanggap jika mengalami kesusahan.
"Kalau ada teman ada apa-apa cepat responnya, peduli, dia itu juga pintar soal mata pelajaran," kenang Adam.
Pantauan Tribun, di rumah korban yang terletak di Jalan Cengkeh Rajabasa banyak didatangi oleh temannya sesama alumni SMAN 2 Bandar Lampung.
Namun kemudian rekan-rekan almarhum meninggalkan rumah duka lantaran belum ada kejelasan.
"Ya ini kami pulang dulu, soalnya belum ada kepastian, yang punya rumah juga tidak ada," ujar Rizki, sahabat almarhum.
Mereka masih menunggu kepastian kabar selanjutnya.
"Kami menunggu lagi kabar selanjutnya, mungkin besok, jadi pulang dulu," tutupnya.(nif)