Sejak Berhijab, Kartika Putri Hindari Benda Ini Biar Tak Jauh dari Tuhan

Mantap berhijab, artis Kartika Putri mengaku menghindari sebuah benda agar tak lalai beribadah.

Penulis: wakos reza gautama | Editor: Ridwan Hardiansyah
Instagram
Kartika Putri. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Mantap berhijab, artis Kartika Putri mengaku menghindari sebuah benda agar tak lalai beribadah.

Keberadan gawai di era global memang menjadi penting. Hampir setiap orang memiliki gawai.

Namun bukannya untuk menunjang pekerjaan, fungsi gawai sekarang sudah bergeser menjadi gaya hidup.

Akibatnya, manusia tergantung dengan gawai.

Itu tentu tidak bagus.

Di mana-mana, orang saat ini sibuk dengan gawai.

Mereka sibuk berselancar di dunia maya, entah itu browsing informasi, berita, atau sekadar eksis di media sosial.

Baca: 6 Tanda Pasangan Pernah Berhubungan Intim dengan Pria Lain, Ada yang Dicukur

Dunia nyata pun dilupakan.

Mereka lebih senang memiliki banyak teman di media sosial, ketimbang menjalin silaturahmi di dunia nyata.

Kita biasanya lebih mementingkan bermain smartphone dibanding mendekatkan diri pada Tuhan.

Itulah yang dialami Kartika Putri.

Kartika Putri mengaku pernah menjadi budak teknologi.

Ia mengatakan, ponsel membuatnya jauh dari Tuhan.

Kartika mengaku kini telah meninggalkan kebiasaan buruknya itu.

Itu diceritakan Kartika Putri di akun Instagramnya.

"Sadar ga sih kita itu kadang lebih sibuk sm hp drpd sibuk membenahi diri.. aku banget itu dulu.. mau sholat buka IG dan bales WA dlu.. denger Adzan malah muter Ig story atau YouTube dr magrib kelewat smp isya.. trs punya aplikasi adzan klo bunyi bukan lsg sholat tp lsg disilent trs lanjut Main hp lagi.. hehehehe malu maluin ya aku dulu.. hehe nah skrg jd mulai jarang buka hp krn mulai sadar dan malu Jadi mohon maaf klo telat bales tp klo tlp insyaallah lsg diangkat krn takut ada yang penting  yuk pelan pelan jangan Biarin hp posesif in kita dan buat kita lalai , males bahkan lupa sm kewajiban kita sebagai muslim. Bahkan hp juga buat kita ada jarak sm Temen , sahabat, Keluarga , anak , Pasangan bahkan Orang tua
Yuk tulis Di comment apa pengaruh buruk HP kmu di hidup kmu yang kmu sesali aku kepo ya hehe ga sih sbg share aja hehehehe," tulis Kartika Putri.

Netizen mendukung pernyataan Kartika mengenai kebiasaan kita dengan ponsel.

khotimahrumeon, "Buruk bgt kak @kartikaputriworld kalau udh pegeng hp nih sya lupa sama segalanya. Bahkan kerjaan rumah lupa, suami panggil ja pura2 GA Denger.. Makannya dibeliin hp salah n ga dibeliin hp apa lg.."

rienadoank,"Klw naek krl hampir smwa sibuk dg hp masing2..tak ada tegur sapa...klw dlu jln2 kmnapun pst dijln dpt kenalan...skrg mah tak ada pun"

adxsetiana,"Pernah jalan2 naik motor_nah lihatlah sekumpulan anak muda pd nongki2 syahdu gelar tikar sembari wedangan kL org bilang. Yg bikin miris_ini anak2 nongkrong bkn'nya saling cerita satu sama lain, bkn'nya asik ngobrol sm tmn2nya, mereka malah asik sm dunianya sndiri_masyaallah ada sekitar 5-6 org smua pd pegang hp, smua pd asik sm hp'nya masing2. Nah kL mw spt itu, knapa jg mstii kumpul2 bareng, kL endingnya cma hp yg mrk ajak ngobrol. Hak asasi masing2 jg sich. Cma kL dilihat kayaknya hp mmg sdh mengalihkan smuanya."

Dilansir National Geographic Indonesia, sekitar 60 persen pengguna ponsel mengalami nomophobia.

Nomophobia kombinasi dari kata "no", "mobile", dan "phobia".

Jika digabungkan, nomophobia berarti ketakutan berpisah dengan telepon seluler (ponsel) yang dimiliki.

Terlepas dari kenyataan bahwa hampir semua orang di dunia ini menggunakan ponsel, ada dua alasan mengapa kita sangat melekat dengan gawai tersebut.

Pertama, ponsel memungkinkan kita untuk melakukan kontak dengan orang lain, melalui pesan singkat dan media sosial.

Di sana, ponsel memiliki fungsi "memfasilitasi hubungan".

Ia menyediakan saluran untuk berhubungan dengan figur ketergantungan, seperti teman dan keluarga.

naik motor sambil main HP
naik motor sambil main HP (net)

Kedua, ponsel bisa menyimpan foto, tautan situs, dan informasi pribadi lainnya.

Bahkan, ponsel bisa menggambarkan kepribadian melaui ringtone dan wallpaper, yang dipilih sesuai keinginan pemiliknya.

Cara ponsel yang dapat dipersonalisasi itu meningkatkan nilainya sebagai objek keterikatan, dan berperan sebagai "pengganti manusia".

Veronika Konok dan timnya menginvestigasi beberapa aspek dari ketergantungan ponsel.

Lebih spesifik, ia ingin melihat apakah kita bergantung kepada ponsel karena fungsi "memfasilitasi hubungan" atau "pengganti manusia" tadi.

Mereka mengumpulkan 142 partisipan berusia 19 hingga 25 tahun, yang merupakan bagian dari generasi yang tumbuh dengan peningkatan penggunaan ponsel.

Penelitian tersebut menunjukkan fakta bahwa anak-anak muda memang sudah sangat bergantung pada ponsel mereka.

Para partisipan dilaporkan sering menjaga ponselnya agar tetap dekat dengan mereka, dan merasa sedih apabila berjauhan.

Jenis ketergantungan itu menunjukkan bahwa ponsel bertindak sebagai "pengganti manusia".

Baca: 10 Artis Cantik yang Foto Toplessnya Pernah Tersebar di Internet, Ada Kakak Adik

Sementara, bagi partisipan yang memiliki rasa cemas akan perpisahan, bergantung pada ponsel karena fungsi "memfasilitasi hubungan".

Mereka menjaga ponselnya tetap dekat, agar selalu bisa berhubungan dengan orang lain, terutama untuk media sosial.

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved