Penyesalan Mendalam Orangtua Dua Bocah Kembar Tewas Tenggelam
Rencana Samudi mendaftarkan bocah kembar tersebut ke TK pada tahun ajaran baru ini pun kandas.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Ahmad Solihin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Keceriaan di kediaman pasangan suami-istri, Samudi (40) dan Desi, warga Dusun Giri Jaya, Lingkungan 3, RT 05, Kelurahan Sumber Agung, Kecamatan Kemiling, seakan terkikis.
Mendung duka masih terasa tebal di rumah berdinding geribik tersebut. Mereka masih shock dengan kematian anak kembarnya, Deni Purnawan (5) dan Dena Saputra (5).
Semasa hidup, Deni dan Dena sangat ceria. Bahkan, keduanya bisa dibilang superaktif di antara teman-teman seusianya.
Namun, Samudi dan Desi tak bisa melihat Deni dan Dena tumbuh besar. Padahal, kedua orangtua bocah kembar ini sudah menyiapkan berbagai rencana untuk masa depan keduanya.
Baca: Belum Dua Tiga Bulan, Flyover Pramuka Sudah Retak
"Ya sekarang terasa sepi rumah ini. Biasanya kan dua anak itu yang meramaikan suasana rumah," kenang Toro, paman dua bocah kembar itu di rumah duka, Selasa, 13 Maret 2018.
Toro menceritakan, dua bocah ini memang sangat senang jika turun hujan. Mereka selalu kompak bermain dan bercanda di tengah guyuran hujan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya.
"Ya memang sukanya main becek-becekan, kalau tiap hujan turun sama teman-temannya. Namanya anak kecil kan memang suka main seperti itu," timpal Samudi.
Terakhir, Deni dan Dena bermain air hujan, Senin, 12 Maret 2018 siang. Tanpa sepengetahuan orangtuanya, Deni, Dena, dan temannya Satria menuju kubangan bekas galian batu di desa mereka.
Tidak lama kemudian Satria pulang tanpa memberi tahu di mana Deni dan Dena. Warga pun memberi tahu Samudi jika anaknya hilang. Tanpa pikir panjang, Samudi dan warga lain mencari anak kembar tersebut.
Baca: Diajak Polisi Gerebek Pencuri, Kakek Ini Malah Meninggal Dunia
Samudi lalu melihat sandal anaknya dekat lubang bekas galian.
Intuisi seorang bapak terhadap anaknya pun terbukti.
Setelah menyelam di lubang sedalam dua meter, ia mendapati jasad anaknya di dasar lubang tersebut.
Rencana Samudi mendaftarkan bocah kembar tersebut ke TK pada tahun ajaran baru ini pun kandas. "Ya rencananya tahun ini saya mau masukkan mereka TK. Tapi, apa mau apa dikata. Namanya musibah," tutur Samudi dengan raut wajah sedih.
Bahkan keinginan Deni untuk dapat memiliki mobil-mobilan belum terpenuhi hingga terjadi peristiwa nahas tersebut. "Ya Deni waktu itu sempat minta mobil-mobilan. Tapi, saya belum sempat belikan," ucapnya.
Samudi menyatakan, memang tidak ada firasat apa-apa sebelumnya terkait peristiwa nahas yang menimpa kedua anak kesayangannya tersebut.
Baca: BERITA FOTO: Dua Jenazah Balita Korban Tenggelam Dikebumikan
"Nggak ada firasat apa-apa. Pokoknya ya anak kami main seperti hari-hari biasanya saja," katanya.
Samudi menceritakan, sebelum bermain air hujan, Deni dan Dena sempat meminta uang jajan kepada ibunya. Sementara, sang ayah masih berada di tempat kerja.
Kedua anak tersebut bersama seorang temannya bermain ke luar rumah sekitar pukul 11.00 WIB. Namun sekitar pukul 11.30 WIB hanya temannya saja yang kembali.
"Ya kondisinya memang agak gerimis cuacanya. Pas temannya pulang ditanya juga nggak bisa menjawab kemungkinan karena takut atau shock. Makanya, akhirnya dikabari hilang sekitar jam 1-an saya diberi tahu," tuturnya.
Pihak keluarga bersama warga sekitar pun akhirnya berusaha mencari-cari kedua anak tersebut di sekeliling lingkungan rumah namun tak kunjung ketemu.
Baca: Begini Penjelasan Kapolsek TkB Soal Tenggelamnya Dua Balita di Kemiling
"Akhirnya kami inisiatif mengikuti jejak kaki anak-anak tersebut. Dan setelah ditelusuri ternyata mengarah ke gubakan, lubang bekas galian sekitar pukul 14.00 WIB," tutur Daherman, sahabat Samudi.
Tanda yang meyakinkan kalau kedua anak bermain di gubakan karena terdapat sepasang sandal milik kedua anak tersebut. Posisi sandal yaitu sepasang sandal berada di atas air dan sepasang lagi berada di pinggir gubakan.
"Ya seketika itu saya langsung masuk ke gubakan itu dan benar saya mendapati tubuh anak saya dan angkat ke permukaan. Yang saya temukan pertama Deni, lalu tubuh Dena," tutur Samudi. (*)