Tangisan Pilu Cucu, Seperti Pertanda Sang Kakek Dihukum Pancung

"Saya mendengar kabar abah telah meninggal tadi malam. Dari keluarga yang ada di Arab Saudi," ungkap Syaiful Thoriq

Editor: Safruddin
surya
M Zaini dan Anaknya 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,  BANGKALAN - Roda kehidupan memang akan selalu berjalan keras.

Terlebih bagi mereka yang bekerja di luar negeri seperti para Tenaga Kerja Indonesia (TKI)

Kehidupan TKI di negeri rantau bisa saja tak seindah yang dibayangkan semula.

Namun, apa daya terkadang kepahitan yang mereka dapatkan. Jangankan dapat gaji, untuk sekadar makan saja kepayahan.

Baca: VIDEO - Deni Cs Kaget Diminta Ngevlog Tiga Menit Pakai Handphone

Baca: Warganet Iri, Badan Presenter Cantik Ini Tetap Langsing Meski Sedang Hamil Tua 

Ada yang dijatah makan hingga kelaparan. Lebih parahnya lagi ada yang mengalami penyiksaan dari majikan.

Lengkap sudah penderitaan warga Indonesia. Disiksa majikan, gaji tertahan, dan makan tidak teratur.

Belum lagi beban pekerjaan yang terkadang tak masuk akal. Mereka harus bekerja dari terbit matahari hingga menjelang dini hari.

Tubuh mana yang kuat menjalani pekerjaan seperti itu. Hanya semangat dan keinginan mencari nafkah yang menguatkan para TKI ini.

Tetapi, ada satu yang membuat mereka tidak tahan. Yakni ketika harus mempertaruhkan nyawa.

Baru-baru ini kisah pilu seorang TKI juga terungkap.

Mochammad Zaini alias Slamet (47), TKI Arab Saudi asal Desa Kebun, Kecamatan Kamal meninggal usai menjalani eksekusi mati, Minggu (18/3/2018) sekitar pukul 11.00 waktu Arab Saudi.

Zaini dieksekusi mati setelah sekitar 13 tahun menghuni penjara Ummu di Kota Makkah, Arab Saudi.

Ia divonis mati atas tuduhan membunuh majikannya.

"Saya mendengar kabar abah telah meninggal tadi malam. Dari keluarga yang ada di Arab Saudi," ungkap putra sulungnya, Syaiful Thoriq kepada Surya di kediamannya, Senin (19/3/2018) lalu.

Kabar meninggalnya Zaini langsung meyeruak ke para tetangga, termasuk ke Kepala Desa Kebum, Abd Ghani.

"Betul, eksekusi terhadap Bapak Zaini telah dilakukan. Kami merasa kehilangan," ungkap Abd Ghani.

Baca: Inilah 5 Seleb Korea yang Suka Pakai Kaus Kaki dengan Harga Fantastis

Kronologi lengkap

1992: Mochammad Zaini berangkat ke Arab Saudi. Ia menjadi sopir pribadi Abdullah bin Umar

2001: Pulang kampung dan membangun toko kecil di rumahnya. Ia kembali ke Arab Saudi untuk mencari modal usaha toko

2004: 13 Juli, ia ditangkap polisi atas tuduhan membunuh Abdullah bin Umar

2008: Pelaksanaan eksekusi mati ditunda atas permintaan Pemerintah Indonesia

2010: Zaini dipertemukan keluarga ahli waris. Namun pemaafan tidak dikabulkan ahli waris.

2010: Kemenlu memberangkatkan dua anak Zaini ke penjara Umumi Kota Makkah. Mereka dipertemukan dengan pihak ahli waris namun pemaafan juga tidak dikabulkan.

Februari 2017: Presiden Jokowi bersurat ke Raja Arab Saudi untuk meminta penundaan eksekusi.

September 2017: Presiden Jokowi kembali berkirim surat ke Raja Saudi atas perkara yang sama. Raja merespon dengan meminta pihak-pihak terkait melakukan penyelidikan ulang.

Minggu (18/3/2018) pukul 11.00 waktu Arab Saudi eksekusi mati terhadap Zaini dilaksanakan.

Baca: Pernah Bikin Video Hot, Lihat Penampakan Istana Cynthiara Alona di Tengah Kampung

Pesan terakhir

Tangisan pilu cucu pertama almarhum Mochammad Zaini (47), Sabtu (17/3/2018) malam ternyata menjadi pertanda akan dilaksanakan eksekusi terhadap TKI Arab Saudi asal Desa Kebun, Kecamatan Kamal itu.

Hal itu disampaikan putra sulung almarhum, Syaiful Thoriq (26) ketika ditemui Surya di kediamannya.

"Anak saya menangis terus, diberi susu tetap saja tidak mau berhenti menangis," ungkap Thoriq.

Ia baru menerima kabar jika ayahnya telah meninggal usai pemerintah Arab Saudi melaksanakan eksekusi mati pada Minggu (18/3/2018) malam.

"Saya dan adik baru tahu kalau bapak telah tiada. Paman, Hidir Syahyanto menelpon dari Arab Saudi," ujarnya.

Hidir Syahyanto merupakan satu-satunya keluarga terakhir yang berkomunikasi melalui telpon dengan Zaini sebelum eksekusi mati dilaksanakan.

Bahkan istri almarhum yang juga TKW Arab Saudi, Ny Naimah (44) tidak tahu atas eksekusi mati terhadap suaminya.

Padahal, Ny Naimah pulang tiga bulan lalu dan kembali ke Arab Saudi pada Sabtu (17/3/2018).

Baca: Sesama Artis dan Jadi Anggota DPR, Bandingkan Kekayaan Anang dan Primus. Beda Banget!

Thoriq mengatakan, almarhum berpesan melalui Hidir Syahyanto agar dirinya dan Mustofa mengikhlaskan kepergiannya dan berharap keduanya menjadi pekerja keras, penuh perhatian kepada keluarga.

"Abah (almarhum) juga berpesan agar menjaga dan memperhatikan umi ketika datang dari Arab," pungkas Thoriq yang saat ini bekerja sebagai tenaga pemasaran air mineral.

Putra bungsu, Mustofa (18) belum mengetahui rencana selanjutnya sepeninggal Zaini.

Namun pemuda tamatan jurusan mesin SMKN Bangkalan itu mengaku ingin mengembangkan keahliannya kelak.

"Saya dan kakak hanya bisa menangis saat mendengar abah telah tiada," singkatnya. (Surya/Ahmad Faisol)

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved