Telkomsel Bangun 568 BTS di Wilayah Terisolir Tanpa Sinyal

Dalam waktu dekat, Telkomsel akan segera mengoperasikan 17 BTS lainnya, sehingga secara total Telkomsel menggelar 568 BTS.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
ISTIMEWA
BTS TERISOLIR - BTS 4G Telkomsel di Dessa Tolo'oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, NTB. Dalam upaya membuka isolasi layanan komunikasi di Indonesia, Telkomsel menggelar 568 BTS di 568 desa tanpa sinyal di Tanah Air. 47 BTS di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang berkualitas dan meningkatkan produktivitas. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Dalam upaya membuka isolasi layanan komunikasi di Indonesia, dalam waktu tiga tahun terakhir Telkomsel telah membangun 551 base transceiver station (BTS) di wilayah-wilayah perdesaan yang sebelumnya tidak memperoleh layanan komunikasi.

Baca Juga: The NextDev Telkomsel Ajak Vestifarm Bikin Keren Indonesia di Festival Kreatif Terbesar Dunia SXSW

Dalam waktu dekat, Telkomsel akan segera mengoperasikan 17 BTS lainnya, sehingga secara total Telkomsel menggelar 568 BTS di 568 desa tanpa sinyal di Tanah Air.

Telkomsel 2 2203
Telkomsel 2 2203 ()

Seluruh BTS di wilayah terisolir tersebut tersebar di 14 provinsi, yakni Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Jambi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Dari 568 BTS tersebut, 47 di antaranya merupakan BTS 4G yang memungkinkan masyarakat memanfaatkan layanan data yang berkualitas untuk meningkatkan produktivitas.

Baca Juga: Telkomsel Gelar Indonesia Games Championship 2018, Kompetisi eSports Terbesar di Indonesia

Direktur Network Telkomsel, Bob Apriawan, mengatakan, “Kehadiran BTS di wilayah-wilayah yang sebelumnya tidak memperoleh akses telekomunikasi ini semakin mempertegas komitmen Telkomsel dalam membangun dan memajukan seluruh negeri, tidak hanya di kota dan daerah yang menguntungkan secara bisnis."

"Kami terus berupaya menyediakan layanan komunikasi berkualitas yang merata di seluruh Indonesia untuk mendorong pertumbuhan masyarakat dalam segala aspek kehidupan,” ujar Bob Apriawan.

Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan (kanan) dan Direktur Planning & Transformation Telkomsel Edward Ying (kiri), mendampingi CEO Telkomsel Ririek Adriansyah yang mengumumkan komersialisasi jaringan 4G LTE frekuensi TDD 2,3 GHz di Jakarta, Selasa (28/11/2017).

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan (kanan) dan Direktur Planning & Transformation Telkomsel Edward Ying (kiri), mendampingi CEO Telkomsel Ririek Adriansyah yang mengumumkan komersialisasi jaringan 4G LTE frekuensi TDD 2,3 GHz di Jakarta, Selasa (28/11/2017). Foto: Kompas/Kartini Bohang

Penggelaran BTS di wilayah-wilayah terisolir tersebut merupakan hasil kerjasama Telkomsel dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Baca Juga: Kabar Gembira, Telkomsel Tetap Buka Layanan Registrasi Prabayar

Kerjasama itu dalam hal penyediaan akses telekomunikasi seluler bagi masyarakat di wilayah pelayanan universal telekomunikasi dan informatika atau yang lebih dikenal dengan Universal Service Obligation (USO).

Dalam membangun BTS USO di wilayah-wilayah terisolir, Telkomsel menerapkan teknologi BTS yang memungkinkan penggunaan layanan transmisi satelit Very Small Aperture Terminal-Internet Protocol (VSAT-IP).

Teknologi ini merupakan solusi komunikasi untuk melayani daerah-daerah terpencil dengan kondisi geografis yang menantang sehingga paling tepat untuk diimplementasikan di negara kepulauan seperti Indonesia.

Baca Juga: Telkomsel-BlackBerry Perkuat Keamanan Data Layaknya Satpam Digital lewat BlackBerry EMS

Dalam program ini, Telkomsel juga menggelar perangkat antena yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal telekomunikasi serta base station controller (BSC) untuk mengontrol dan memonitor kinerja BTS.

TELKOMSEL 2 2203
TELKOMSEL 2 2203 ()

Baru-baru ini Menkominfo Rudiantara meresmikan beroperasinya BTS USO berteknologi 4G di Desa Tolo'oi, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa, NTB.

Kehadiran layanan berkecepatan akses data tinggi sejak Oktober 2017 tersebut dimanfaatkan secara positif untuk meningkatkan produktivitas masyarakat yang sebagian besar memiliki mata pencaharian di bidang pertanian dan peternakan.

Sebagai contoh, kini masyarakat semakin cepat dan mudah dalam bertukar informasi dalam bentuk teks maupun foto untuk melaporkan hasil panen jagung maupun melakukan transaksi jual beli pupuk.

Baca Juga: Diam-diam Billy Syahputra Jual Mobil Peninggalan Olga ke Mantan Kekasih, Kenapa Ya?

“Hadirnya BTS 4G Telkomsel terbukti nyata mentransformasi kehidupan masyarakat di wilayah-wilayah terpencil," jelas Bob Apriawan.

"Ke depannya, Telkomsel tidak hanya menghadirkan konektivitas layanan komunikasi, namun juga menyediakan solusi produk dan layanan digital yang turut mendukung produktivitas masyarakat sekaligus meningkatkan perekonomian daerah pelosok,” katanya.

Di samping mendukung program USO, Telkomsel terus berperan aktif dan berkontribusi dalam menghadirkan akses telekomunikasi bagi masyarakat Indonesia di kawasan tertinggal, terluar, dan terdepan (3T).

Baca Juga: Terungkap, Alasan Prabowo Subianto Pidato Indonesia Bubar pada 2030

Sesuai dengan komitmen kuat untuk membuka akses telekomunikasi dan informasi di daerah perbatasan, daerah terpencil, serta jalur bahari di Indonesia sekaligus mendukung percepatan Rencana Pita Lebar Indonesia periode 2014-2019, Telkomsel telah menggelar program Merah Putih (Menembus Daerah Perdesaan, Industri Terpencil, dan Bahari).

Proyek Merah Putih diharapkan memberikan solusi agar masyarakat di wilayah-wilayah yang belum terjangkau layanan telekomunikasi bisa menikmati layanan telekomunikasi dengan standar kualitas yang sama dengan wilayah lainnya di seluruh Indonesia.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved