Upaya BRI Mengirim SMS Belum Cukup, Begini Kata Pengamat Ekonomi
Sebab, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung ini, modal bank adalah kepercayaan nasabah.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Daniel Tri Hardanto
Laporan Reporter Tribun Lampung Eka Achmad Solihin
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Pengamat ekonomi Asrian Hendicaya menilai, upaya Bank BRI mengirimkan pesan singkat (SMS) kepada sejumlah nasabah patut diapresiasi. Namun, ternyata itu belum cukup.
Bank BRI mengirim SMS yang berisi pemberitahuan kepada nasabah untuk mengganti kartu ATM, khususnya yang terindikasi mengalami kebocoran data.
Menurut Asrian, BRI harus melakukan lebih dari sekadar mengirim SMS. Misalnya dengan terus memperbarui sistemnya.
"Harus terbangun komunikasi lebih baik antara nasabah dan corporate. Jadi, pertama, harus terus meng-upgrade teknologinya, sehingga terus terjaga tingkat keamanan nasabah," tutur Asrian, Minggu, 25 Maret 2018.
Baca: Nasabah BRI Wajib Ganti Kartu ATM Meski Tak Terima SMS
Baca: Dikirim SMS, Nasabah BRI Panik Kartu ATM Tak Bisa Dipakai
Sebab, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Lampung ini, modal bank adalah kepercayaan nasabah. ”Artinya, hanya karena kepercayaan itulah nasabah mau berinteraksi dengan pihak bank,” jelas Asrian.
"Makanya bank harus membayar nasabah dengan memberikan jaminan dan kenyamanan. Nyaman dalam artian aman uangnya dan mudah bertransaksi," terangnya.
Selain itu, lanjut dia, BRI harus membangun komunikasi, khususnya memberikan informasi apa saja yang sudah dilakukan untuk melindungi nasabah.
”Sehingga, apabila terjadi modus-modus baru kejahatan perbankan, BRI harus cepat menginformasikan kepada nasabah. Jangan ketika sudah terjadi masalah baru melakukan komunikasi,” imbuhnya. (*)