PGN Rela Menekan Laba Demi Mendukung Program Pemerintah

Rachmat memastikan, manajemen PGN telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah laba perusahaan turun lebih dalam.

Penulis: nashrullah | Editor: nashrullah
Penggalian gas PGN 

Aturan tersebut juga meminta PGN untuk bersedia menjual gas dari harga rata-rata sebelumnya 1,35 dolar AS per MMBTU menjadi 0,9 dolar AS per MMBTU, sehingga membuat perusahaan harus menanggung beban sebesar 3 juta dolar AS per tahun.

Selain itu, penugasan dari Kementerian ESDM untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas) juga mengharuskan PGN menyediakan dana setidaknya 4,9 juta dolar AS per tahun.

"Kami juga memberikan insentif harga kepada PT PLN (Persero) karena pemerintah ingin menurunkan biaya pokok produksi (BPP) listrik PLN sehingga harga listrik ke masyarakat tidak naik. Ini kami jalankan sebagai bentuk sinergi BUMN yang diinginkan pemerintah," jelas Rachmat.

Rachmat memastikan, manajemen PGN telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah laba perusahaan turun lebih dalam.

Hal tersebut di antaranya dilakukan dengan menekan biaya operasional menjadi 457 juta dolar AS pada akhir 2017.

Artinya dalam lima tahun terakhir, PGN berhasil menurunkan CAGR biaya operasional sebesar 3 persen dari 511 juta dolar AS pada 2013 lalu.

Manajemen juga berhasil menekan jumlah utang atau liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan.

Sampai akhir 2017 lalu, liabilitas PGN tercatat sebesar 3,10 miliar dolar AS, berkurang signifikan dibandingkan posisi liabilitas 2016 sebesar 3,66 miliar dolar AS.

"Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini," kata Rachmat.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved