Benarkah Lucinta Luna Seorang Transgender? Simak Fakta-fakta Mengejutkan tentang Operasi Kelamin

Benarkah Lucinta Luna Seorang Transgender? Simak Fakta-fakta Mengejutkan tentang Operasi Kelamin

Penulis: taryono | Editor: taryono
Lucinta Luna 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Kabar soal penyanyi dangdut Lucinta Luna adalah seorang transgender telah tersebar luas.

Meski begitu, pada suatu kesempatan, Lucinta Luna dengan tegas menyebutkan bahwa dirinya adalah seorang perempuan asli.

Dalam video terlihat Lucinta Luna dengan yakin mengatakan bahwa dirinya adalah seorang wanita tulen.

Bahkan kabarnya ia akan memberikan hadiah kepada warganet yang bisa membuktikan bahwa dirinya adalah seorang transgender.

Hal itu yang membuat mantan rekan Lucinta merasa geram dengan pengakuan tersebut.

Melly Bradley, mantan rekan Lucinta yang juga seorang transgender akhirnya membeberkan bukti berupa rekaman video saat Lucinta diduga pasca operasi kelamin.

Tak hanya dugaan operasi kelamin, beberapa hari lalu beredar KTP yang diduga milik Lucinta Luna.

Dalam KTP tersebut nama yang tertera bukanlah Lucinta melainkan Muhamad Fatah.

Untuk menanggapi hal tersebut, dalam wawancara bersama Feni Rose, Lucinta secara tersirat membantah kabar yang menyebutkan nama aslinya adalah Muhamad Fatah.

Mengenai KTP yang beredar, Lucinta Luna menanyakan balik kepada Feni Rose.

"Tadi kakak naik pesawat sama aku gimana?".

"Namanya memang itu ya Putri Ayuna", jawab Feni Rose.

"Ya udah jadi gak usah heboh".

Meski sudah menjelaskan dan membantah semua tuduhan, beberapa pengakuan dari teman lama Lucinta justru semakin banyak beredar.


Baca: Fakta Menarik Lahirnya Anak Kedua Pasangan Selebritas Gina dan Rizky Kinos

Baca: Menyedihkan! Usai Melahirkan Anak Kedua, Tetiba di Tubuh Perempuan Ini Muncul Gelembung

Baca: Dulu Dipuji karena Berani Labrak Pelakor, Sekarang Wanita Cantik Ini Malah Dicaci

Baca: Dulu Akrab, Pengacara Ini Malah Laporkan Musdalifah ke Polisi, Penyebabnya Karena Ini

Lepas dari kasus tersebut, berikut adalah fakta mengenai operasi kelamin yang Tribun Lampung kutip dari Klik dokter.

1. Vaginoplasty sama dengan operasi ubah kelamin

Vaginoplasty merupakan tindakan untuk merekonstruksi vagina. Rekonstruksi ini dapat dilakukan sebagian atau total tergantung tujuan masing-masing. Biasanya vaginoplasty dilakukan dengan alasan memperbaiki bentuk vagina. Sedangkan SRS (Sex Reassignment Surgery) merupakan jenis operasi vaginoplasty yang biasa dilakukan oleh male–to-female(MTF).

2. Biaya mahal

Biaya yang dikeluarkan untuk operasi kelamin tidak tanggung-tanggung, konon kabarnya mencapai ratusan juta untuk mengubah jenis kelamin seseorang.

3. Tidak dapat orgasme setelah operasi kelamin

Banyak yang menganggap ketika penis “dipangkas”, maka setelah operasi individu transgender tidak akan bisa mencapai orgasme.

Faktanya, menurut pengalaman seorang transgender yang sudah melakukan operasi kelamin, ternyata ia masih mampu mengalami orgasme ketika berhubungan intim. 

Mereka bahkan juga mengaku tetap dapat menikmati kepuasan seksual, baik melalui vagina buatan ataupun melalui dubur.

Klitoris dan labia pada vagina hasil operasi memiliki tingkat sensitivitas, sehingga dapat menciptakan orgasme. 

4. Kemandulan setelah operasi

Dengan mengubah kelamin melalui operasi, seorang transgender tidak dapat lagi memperoleh keturunan. Seorang transgender dari pria ke wanita tidak dapat lagi mengeluarkan sperma akibat dibuangnya testis saat operasi.

Begitu pula pada wanita yang mengubah kelamin menjadi penis, biasanya rahim dan organ reproduksi lainnya ikut diangkat.

Maka dari itu, sebelum melakukan operasi kelamin, seorang transgender harus benar-benar berpikir matang mengenai keputusannya tersebut. Karena apa yang sudah diubah tidak dapat dikembalikan seperti sedia kala.

5. Dapat menimbulkan gangguan mental hingga bunuh diri

Berhasil mengubah kelamin sesuai yang diinginkan tidak lantas menyelesaikan masalah bagi seorang transgender.

Karena seorang transgender harus dihadapkan dengan pandangan keluarga dan masyarakat yang mungkin masih belum dapat menerima hal tersebut.

Jika kondisi ini tidak ditangani dengan tepat, maka dapat berujung pada masalah kejiwaan hingga percobaan bunuh diri.

6. Risiko kanker

Selain operasi kelamin, para transgender biasanya juga diberikan terapi hormon untuk mendukung perubahan fisik mereka.

Salah satu contohnya adalah pemberian estrogen untuk memperbesar payudara dan membentuk lekuk tubuh menyerupai wanita asli.

Akan tetapi hormon ini jika distimulasi berlebihan justru dapat memicu terjadinya kanker.

Operasi kelamin yang dijalani oleh individu transgender merupakan pilihan atau hak yang bisa saja ditempuh.

Mengingat risiko dan konsekuensi yang akan mereka hadapi, sebaiknya tindakan operasi ini dipikirkan secara matang sebelum dilakukan, agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari.


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved