Fadli Zon Sabet 4 Rekor MURI dalam Sehari Gara-gara Ini

Rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) diserahkan langsung oleh Jaya Suprana, budayawan pendiri MURI.

Editor: martin tobing
KOMPAS.com/Nabilla Tashandra
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon 

Khusus terkait prangko, lanjutnya, selain bisa dinikmati sebagai hobi, prangko juga bisa mempromosikan pariwisata dan berbagai hal dari negara penerbit prangko bersangkutan.

Baca: Inikah Penampilan Penjara Termewah di Dunia? Bak Hotel Bintang 5

PFI, kata Fadli lagi, berkepentingan menjadi tuan rumah bagi sejumlah perhelatan internasional.

"Tahun lalu, misalnya, kita menjadi tuan rumah Pameran Filateli se-dunia di Bandung, bertajuk "Bandung 2017". Filatelis dari berbagai penjuru dunia hadir ke sana," imbuhnya.

Mengingat keistimewaan dan ekslusivitas hobi filateli ini, katanya lagi, tak heran jika ada yang mengatakan bahwa filateli adalah rajanya hobi, dan hobinya para raja.

"Saya kira itu bukan ungkapan berlebihan. Pada kenyataannya, mereka yang terdidik dan melek literasi yang bisa tertarik hobi ini. Ekslusif di sini artinya tentu saja bukan elitis, tapi lebih berarti segmented," ungkap Fadli.

Hari Filateli Indonesia ditetapkan berdasarkan hari kelahiran organisasi pertama para penggemar prangko pada masa kolonial Belanda, yaitu Postzegelverzamelaars Club Batavia (PCB), yang berdiri pada 29 Maret 1922.

Penetapan tanggal kelahiran PCB sebagai Hari Filateli pertama kali dilakukan pada 2006 ditandai terbitnya prangko seri Hari Filateli, yang diluncurkan pada FIAP EXCO Meeting di Yogyakarta, sebuah pertemuan tingkat tinggi federasi organisasi filatelis se-Asia Pasifik.”

Baca: Pasanganmu Selingkuh? Ini Cara Memata-matainya Lewat WhatsApp

Hobi filateli menurut Fadli, dekat dengan dunia pengetahuan dan literasi. Hobi ini melibatkan ketelatenan luar biasa dari pencintanya.

Selain menjadi media pendidikan, filateli sebenarnya bisa dijadikan wadah pembentukan karakter. Itu sebabnya Fadli memaparkan, Hari Filateli Indonesia tahun ini mengambil tema ‘Filateli membentuk krakter bangsa.

Di era digital sekarang ini, Fadli menganggap, justru makin melihat pentingnya masyarakat, terutama anak-anak sekolah, berkenalan dengan filateli.

Salah satu masalah yang kita hadapi kini adalah penyebaran hoax yang massif melalui berbagai saluran media sosial.

“Anak-anak kita di sekolah harus diajari kembali menulis surat, agar mereka terampil berbahasa, bisa merumuskan pikiran, dan menyadari pentingnya berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain melalui medium tulisan, bukan hanya lisan," ungkapnya.

"Kita bisa melihat, seiring meluasnya kemajuan IT, keterampilan berbahasa kita justru makin buruk. Padahal, kekacauan berbahasa bisa membawa kekacauan berpikir dan bertindak," katanya lagi.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Tags
Fadli Zon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved