Hasil RUPS: PT Bukit Asam Bagikan Dividen Rp 3,35 Triliun, Nilai Terbesar dalam Sejarah Perseroan

Dalam RUPS yang digelar di Jakarta, Rabu 11 April 2018 disebutkan, pembagian dividen tersebut setara dengan Rp 318,52 per saham.

Editor: Andi Asmadi
ISTIMEWA
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Bukit Asam (PTBA) di Jakarta, Rabu 11 April 2018. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 3,35 triliun dari laba bersih tahun 2017 yang mencapai Rp 4,47 triliun.

Artinya, pada pembagian dividen kali ini, PTBA mematok dividen payout ratio sebesar 74,94%.

Baca: Robby Purba Bikin Heboh Netizen Saat Ditanya Pilih Sophia Latjuba atau Ayu Ting Ting

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang digelar di Jakarta, Rabu 11 April 2018 disebutkan, pembagian dividen tersebut setara dengan Rp 318,52 per saham.

Ini menjadi dividen payout ratio dan nilai dividen terbesar dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada tahun sebelumnya, PTBA menetapkan dividen payout ratio sebesar 30% dengan total dividen Rp 601,86 miliar.

Pada 2015, porsi dividen sebesar 30% dengan nilai Rp 611 miliar, sedangkan pada 2014 sebesar 35% dengan nilai dividen Rp 705,7 miliar.

Baca: Kenapa KPK Tak Bawa Bupati Bandung Barat? Alasannya Sangat Menyentuh

"Ini menjadi pembagian dividen terbesar yang pernah kami bagikan," kata Direktur Utama PTBA, Arviyan Arifin, dalam press conference di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu.

Arviyan menyatakan, peningkatan dividen payout rasio tersebut atas permintaan dari pemegang saham mayoritas saat ini, PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum).

Dia enggan berkomentar mengenai penggunaan dana dividen tersebut nantinya.

Kabar yang beredar, sang induk memang sedang membutuhkan dana besar untuk melancarkan aksi akuisisi Rio Tinto. "Itu langsung ditanyakan ke Inalum," ujarnya.

Kinerja PT Bukit Asam Tbk (PTBA) makin membara pada 2017. Pendapatan emiten batubara pelat merah ini naik 38,48% year on year (yoy) menjadi Rp 19,47 triliun. Laba bersih juga melonjak 123,13% yoy menjadi Rp 4,47 triliun.

"Peningkatan kinerja tahun lalu karena adanya peningkatan penjualan dan efisiensi yang dilakukan perusahaan," katanya.

Baca: Begini Ciri-ciri Akun Facebook yang Dicuri, Apakah Anda Termasuk?

Saat ini saham PTBA mayoritas dimiliki Negara Republik Indonesia dan PT Inalum (Persero) senilai 65,02 persen saham. Sementara 34,98 persen saham PTBA dimiliki oleh publik.

Laba Usaha
Pada 2017 PTBA rupanya mengalami laba usaha sebesar Rp 5,89 triliun atau naik 233 persen dari periode sebelumnya dengan nominal Rp 2,53 triliun.

Hal itu didapatkan dari hasil penjualan batubara tahun 2017 mencapai 23,63 juta ton meningkat 14 persen dari periode sebelumnya.

Jika dikelompokkan tempat, penjualan tahun 2017 tercatat 61 persen penjualan batubara PTBA untuk pasar domestik dan 39 persen untuk ekspor.

Peningkatan volume penjualan ini mampu mendongkrak pendapatan PTBA sebesar 38 persen menjadi Rp 19,47 triliun dari periode sebelumnya sebesar Rp 14,05 Triliun.

Peningkatan pendapatan ini merupakan hasil dari penjualan batubara low to medium calorie di tengah membaiknya harga batubara dunia.

Baca: Dirundung Skandal Pencurian Data, Saham Facebook Malah Cetak Rekor, Ternyata Ini Penyebabnya

Karena itu, menurut Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin, pada 2018 PTBA akan menargetkan penjualan batubara sebesar 25,88 persen juta ton, dengan komposisi 53 persen atau 13,74 juta ton untuk pasar domestik dan 47 persen atau 12m15 juta ton untuk pasar ekspor.

Holding BUMN

Pada 29 November 2017, menjadi catatan sejarah bagi PTBA saat menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.

Agenda utama dalam RUPSLB PTBA mencakup tiga hal, yakni persetujuan perubahan Anggaran Dasar Perseroan terkait perubahan status Perseroan dari Persero menjadi Non-Persero sehubungan dengan PP 47/2107 tentang Penambahan Penyertaan modal Negara Republik Indonesia kedalam Modal Saham PT Inalum (Persero), Persetujuan Pemecahan Nominal Saham (stock split), dan Perubahan susunan Pengurus Perseroan.

Dengan beralihnya saham pemerintah RI ke Inalum, ketiga perusahaan tersebut resmi menjadi anggota Holding BUMN Industri Pertambangan, dengan Inalum sebagai induknya (Holding).

Tanggal 14 Desember 2017, PTBA melaksanakan pemecahan nilai nominal saham. Langkah untuk stock split diambil perseroan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham di Bursa Efek serta memperluas distribusi kepemilikan saham dengan menjangkau berbagai lapisan investor, sekaligus untuk mendukung program “Yuk Nabung Saham”.

Komitmen yang kuat dari Bukit Asam dalam meningkatkan kinerja perusahaan merupakan faktor fundamental dari aksi korporasi tersebut.(*)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved