Sulit Orgasme, 3 Wanita Jalani Operasi G-Spot

Satu di antara hal yang ingin dicapai banyak orang ketika melakukan hubungan seksual adalah orgasme.

Getty Images/iStockphoto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Satu di antara hal yang ingin dicapai banyak orang ketika melakukan hubungan seksual adalah orgasme.

Sayangnya, tidak semua wanita yang berhubungan seksual bisa mencapai tingkatan tersebut.

Itu juga terjadi pada tiga orang wanita di Amerika Serikat.

Ketiga wanita tersebut mengatakan bahwa mereka kehilangan kemampuan untuk orgasme melalui rangsangan vagina setelah melahirkan.

Hal itu mendasari mereka untuk melakukan operasi g-spot.

Baca: Setelah 8 Tahun, Dewi Perssik Baru Bongkar Alasan Cerai dengan Aldi Taher, karena Taruhan

Operasi yang dijuluki "G-spotplasty" itu ditujukan untuk meningkatkan sensitivitas g-spot dan meningkatkan kepuasan seksual.

Prosedur tersebut mengencangkan jaringan di dinding vagina sekitar tempat yang disebut g-spot.

G-spot adalah area vagina yang dikenal bisa menghasilkan orgasme ketika intens dirangsang.

Tetapi, beberapa ahli masih memperdebatkan apakah area itu benar-benar ada.

Di tengah kontroversinya, prosedur tersebut dilakukan Adam Ostrzenski, seorang ahli bedah ginekologi di Florida.

Ostrzenski mengaku bahwa dia telah mengidentifikasi g-spot, sebagai kantong yang terdefinisi baik dalam dinding vagina depan.

Dengan kata lain, lokasi g-spot hanya beberapa centimeter dari pembukaan vagina.

Untuk setiap wanita yang melakukan prosedur itu, Ostrzenski mengeluarkan potongan jaringan kecil berbentuk berlian dari lokasi g-spot.

Selanjutnya, dia menjahit kembali dinding vagina untuk membuatnya mengencang.

Prosedur yang dilakukan pada 2013 itu menggunakan anestesi lokal dan obat penenang.

Tak hanya berhenti pada operasi, pengalaman ketiga wanita tersebut kemudian dicatat dalam kurun waktu tahun-tahun berikutnya.

Hasil pencatatan menyebutkan, ketiga wanita itu mengatakan bahwa mereka mendapatkan kembali kemampuan orgasme mereka tanpa rangsangan klitoris.

Mereka juga bahkan melakukan hubungan seksual lebih sering.

Memicu Perdebatan

Sayangnya, tidak ada plasebo dalam penelitian tersebut, untuk membuktikan apakah itu benar-benar efek perbaikan pascaoperasi.

Devan Stahl, asisten profesor yang berfokus pada kode etik klinis di Michigan State University, mengungkapkan pendapatnya terkait hal itu.

Menurutnya, masih ada perdebatan besar mengenai g-spot.

"Ada peneliti yang berpikir itu sama sekali tidak ada, orang lain berpikir bahwa itu mungkin ada tetapi tidak setiap wanita memilikinya," ungkap Stahl, dikutip dari New Scientist, Rabu (25/04/2018).

"Dan, masih ada yang berpikir bahwa itu bukan suatu 'tempat' atau struktur anatomi, melainkan sebuah struktur anatomi yang sangat kompleks dan bervariasi," imbuhnya.

Pada penelitian di tahun 2012, Ozstrenski menggambarkan g-spot dalam mayat seorang wanita berusia 83 tahun.

Sayangnya, beberapa penelitian lain gagal menghasilkan bukti konklusif bahwa lokasi tersebut benar-benar ada.

Prosedur Jutaan Dolar operasi Ozstrenski bukan satu-satunya terapi amplifikasi g-spot yang ada.

Sejak beberapa tahun belakangan, prosedur untuk hal itu tersedia banyak.

Satu di antaranya g-shot, yaitu menyuntikkan kolagen ke dalam vagina.

Prosedur itu dimaksudkan untuk meningkatkan sensasi ke area tertentu.

"Terapi g-spot telah menjadi bisnis jutaan dolar, menjanjikan untuk meningkatkan kepuasan seksual bagi wanita, dengan hampir tidak ada bukti bahwa terapi ini bekerja di luar efek plasebo," ujar Stahl.

Stahl juga menjelaskan, bagi wanita yang frustasi secara seksual, prosedur-prosedur itu memperkuat pesan bahwa mereka memiliki masalah.

Masalah tersebut adalah tubuh mereka sendiri.

"Apa yang sebenarnya secara statistik normal, yaitu kesulitan mencapai orgasme melalui hubungan seks vagina penetratif, dianggap patologis," kata Stahl.

Untuk itu, Stahl mengingatkan kepada wanita bahwa mereka seharusnya skeptis terhadap prosedur yang menargetkan g-spot.

Itu karena bisa jadi prosedur-prosedur tersebut membahayakan kesehatan para wanita yang mengejar kesenangan seksual.

Meski begitu, pendapat berbeda diungkapkan Douglas McGeorge.

Mantan Presiden Asosiasi Dokter Bedah Estetika Inggris itu mengatakan, banyak dokter melakukan prosedur vagina dengan masalah yang minimal.

Baca: Sempat Tersandung Skandal Video Panas, 10 Foto Artis Cantik Ini Tampilkan Perubahannya

"Banyak wanita mendapatkan pengalaman menyenangkan sebagai hasil dari merangsang suatu area. Beberapa orang menyebutnya g-spot," ujar McGeorge.

"Jika mereka tiba-tiba tidak mencapai kepuasan yang sama dan merasa itu adalah masalah, maka prosedur kecil seperti ini dapat membantu mereka. Itu harusnya menjadi hal yang baik," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sulit Orgasme, 3 Wanita Lakukan Operasi G-Spot"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved