Pilpres 2019
Doa Zulkifli Hasan untuk Cak Imin
Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menjalin pertemuan dengan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan menjalin pertemuan dengan Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Pertemuan keduanya berlangsung di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (11/5/2018).
"Saya doakan agar Cak Imin jadi wapres," kata Zulkifli saat menyambut Cak Imin sekitar pukul 10.40 WIB.
"Kalau Cak Imin jadi wapres, kan enak. Bisa ngopi-ngopi kita di kantor wapres," sambung ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI itu.
Cak Imin hanya tertawa. Namun, ia kemudian seolah mengamini ucapan Zulkifli.
"Terima kasih ya, sudah datang teman-teman (wartawan). Apalagi kalau Pak Zul dukung saya (maju sebagai calon) wapres, keren," ujarnya.
Cak Imin lantas menyebut Zulkifli telah mendukungnya untuk maju sebagai cawapres dalam Pilpres 2019.
"Saya pribadi sama Bang Zul sangat dekat. Bang Zul men-support (mendukung) semua langkah-langkah saya untuk jadi cawapres," katanya.
Cak Imin menyatakan pencalonannya sebagai bakal cawapres merupakan harga mati.
Ia juga menyebut, PKB hanya menginginkan kursi cawapres pada Pilpres 2019.
Sebagai informasi, Cak Imin telah mendeklarasikan diri sebagai bacawapres untuk petahana bacapres Joko Widodo.
Cak Imin pun mengklaim saat ini telah memiliki pendukung riil sebanyak 11 juta orang.
"Pendukung saya yang riil saja, 11 juta. Harga mati, PKB hanya mau jadi (mencalonkan) wapres," ujarnya.
Wakil Ketua MPR RI ini sempat berseloroh, jika Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya Prabowo Subianto memilihnya sebagai "pendamping", maka Prabowo pasti menang.
Cak Imin menyampaikan pernyataan itu saat menjawab pertanyaan soal kesempatan oposisi menang di Indonesia, layaknya kemenangan Mahathir Mohamad di Malaysia.
"Prabowo hanya menang kalau (maju bareng) sama saya," katanya.
Namun, Cak Imin mengaku tak bisa membayangkan kemenangan Mahathir di Malaysia bisa terjadi dalam Pilpres 2019 di Indonesia.
Sebab, menurut dia, tak ada sosok seperti Mahathir di Indonesia.
"Mahathir-nya siapa di sini? Siapa dulu Mahathir-nya? Mahathir-nya Indonesia nggak ada," ujarnya.
Apakah Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bisa menjadi tokoh alternatif untuk merebut kemenangan dalam Pilpres 2019?
"SBY bukan oposisi. Mahathir kan oposisi," ucap Cak Imin.
Respons PPP
Partai Persatuan Pembangunan tak ambil pusing dengan manuver politik Cak Imin.
Termasuk, langkah Cak Imin membentuk posko relawan Join yang merupakan akronim dari Jokowi-Cak Imin.
"Bagus, Cak Imin percaya diri. Pertanyaannya, capresnya siapa?" kata Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP Achmad Baidowi.
Menurut Awiek, sapaan akrabnya, kepercayaan diri Cak Imin menjadi cawapres Jokowi merupakan hak pribadi.
Termasuk, manuver-manuver tokoh partai lainnya.
Di PPP sendiri, Awiek memastikan bahwa pembahasan bacawapres untuk Jokowi baru akan berlangsung setelah Pilkada 2018.
"Pak Airlangga (Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto) mau bermanuver, silakan," ujar Baidowi.
"Cak Imin mau bermanuver, silakan," sambungnya.
"Pak Romi (Ketua Umum DPP PPP M Romahurmuziy) pun, sampai saat ini manuvernya bukan manuver sebagai cawapres, tapi manuver sebagai ketum PPP, silakan saja," lanjut Baidowi.
"Toh nanti keputusannya setelah pilkada. Dan, yang punya kewenangan memutuskan adalah Pak Jokowi sebagai user," imbuhnya.
Bak Berumah Tangga
Bagi PPP, memilih bacawapres tak ubahnya seperti memilih pasangan untuk mengarungi rumah tangga.
Untuk memilih "pendamping" dalam pilpres, jelas Achmad Baidowi, harus ada kecocokan dengan bacapres.
"PPP, sesuai munas (musyawarah nasional) alim ulama yang lalu, baru menyampaikan lima kriteria (bakal) cawapres. Siapa itu, silakan saja Pak Jokowi menilai bersama koalisi," katanya.
Baidowi membantah PPP hendak menyaingi PKB untuk memperebutkan posisi bacawapres bagi Jokowi.
Ia memastikan partainya tidak pernah menawarkan sang ketua umum, Romy, sebagai bacawapres Jokowi sekaligus menjadi syarat koalisi.
"Kalau nyaingin, sudah kami tulis, Romahurmuziy Cawapres. Ini, tidak. Romahurmuziy untuk Indonesia," ujar Baidowi.
Terkait langkah Romy yang kini giat mencitrakan tampil muda dengan sejumlah kegiatan sekaligus penampilannya, menurut Baidowi, hal itu bukan bertujuan agar terpilih menjadi bacawapres untuk Jokowi.
Langkah-langkah itu, kata Baidowi, bertujuan menyasar pemilih muda untuk PPP dalam Pemilu 2019.
"PPP selama ini, mohon maaf, dianggap sebagai partai tua," ujar Baidowi.
"Ya, memang betul PPP partai tua dan partainya orang tua. Maka, kami tampil, yang muda-muda ini. Supaya bisa mengambil yang muda-muda lagi," paparnya.
"Dan di berbagai kesempatan alat peraga, tidak ada Pak Romy menampilkan diri sebagai (bakal) cawapres. Lebih pada mengangkat citra partai pada era terbuka, era milenial media sosial, yang sudah semakin marak," tandas Baidowi.
(Tribun Network/fik/fit/wly)